Kamis 08 Feb 2024 18:13 WIB

Satelit Raksasa Eropa yang Mati akan Jatuh Kembali ke Bumi pada Februari Ini

Satelit ERS-2 diluncurkan ke orbit Bumi pada April 1995.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi artis satelit ERS-2 ESA di orbit Bumi. Pesawat luar angkasa tersebut diperkirakan akan jatuh kembali ke Bumi pada Februari 2024.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah satelit Eropa yang mati akan jatuh kembali ke Bumi pada akhir bulan ini. Satelit ini akan dipantau dengan cermat oleh pengelolanya. 

Dilansir Space, Kamis (8/2/2024), pesawat ruang angkasa yang akan datang adalah satelit European Remote Sensing 2 (ERS-2) milik Badan Antariksa Eropa (ESA). Satelit tersebut  diluncurkan ke orbit Bumi pada April 1995 dan menyelesaikan tugas pengamatan Bumi pada September 2011. 

Baca Juga

ESA mulai mempersiapkan kehancuran ERS-2 bahkan sebelum misi utamanya berakhir, melakukan 66 kali pembakaran mesin pada Juli dan Agustus 2011. "Manuver-manuver tersebut menghabiskan sisa bahan bakar satelit dan menurunkan ketinggian rata-ratanya dari 785 km menjadi sekitar 573 km untuk mengurangi risiko tabrakan dengan satelit-satelit lain atau puing-puing ruang angkasa dan untuk memastikan orbit satelit akan meluruh cukup cepat sehingga dapat masuk kembali ke atmosfer bumi dalam 15 tahun ke depan,” tulis pejabat ESA dalam FAQ tentang masuk kembali yang akan datang. 

Menurut FAQ, ERS-2 adalah pesawat luar angkasa observasi Bumi tercanggih yang pernah dikembangkan dan diluncurkan oleh Eropa. Pada saat lepas landas, beratnya 2.516 kilogram. Kini, tanpa bahan bakar, beratnya menjadi 2.294 kg. 

Itu cukup besar dan kuat, tetapi ERS-2 bukanlah sampah luar angkasa; Benda-benda bermassa serupa rata-rata masuk kembali ke atmosfer bumi setiap satu atau dua pekan, tulis pejabat ESA. 

Objek yang jauh lebih besar baru-baru ini jatuh kembali ke Bumi. Misalnya, tahap inti roket Long March 5B Cina seberat 23 ton jatuh tak terkendali sekitar sepekan atau lebih setelah lepas landas, sebuah fitur desain yang telah memicu kemarahan pejabat NASA dan komunitas luar angkasa lainnya. 

Masuknya kembali secara dramatis ini telah....

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement