Sementara itu, harimau jawa merupakan karnivor terbesar yang pernah hidup di Pulau Jawa. Jenis ini dulunya terpantau di Jampang Kulon, Taman Nasional Ujung Kulon, Gunung Pangrango, Yogyakarta, Probolinggo, Blitar, Banyuwangi, Tulungagung, hingga Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur.
Peneliti harimau jawa, Didik Raharyono, dikabarkan terus mengumpulkan bukti bahwa harimau jawa belum punah, meski status satwa tersebut sudah diumumkan sejak tahun 1980-an. Pegiat Organisasi Peduli Karnivora Jawa (PKJ) terus memperjuangkan untuk membuktikan bahwa harimau jawa belum punah.
Didik dikabarkan telah melakukan penelitian mandiri untuk mengumpulkan bukti-bukti tersebut, yakni dengan menjelajahi hutan di Pulau Jawa hingga taman nasional. Pegiat lingkungan yang kini tinggal di Kabupaten Kuningan itu masih memperjuangkan upaya menemukan karnivora besar yang merupakan sub spesies dari harimau sunda itu.
Harimau jawa (Panthera tigris sondaica) secara ilmiah telah dinyatakan punah sejak 1980-an. International Union for Conservation of Nature (IUCN) and Natural Resources Red List menyatakan statusnya "extinct" atau punah.