Sabtu 12 Aug 2023 14:25 WIB

Cegah Konflik Harimau, BKSDA Riau Lepasliarkan 4 Ekor Rusa

Pelepasan rusa untuk meningkatkan sumber pakan di Semenanjung Kampar.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KEPULAUAN MERANTI -- Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau menggelar kegiatan pelepasan empat ekor rusa Sambar (Cervus unicolor) ke habitatnya. Hewan dilindungi ini terdiri dari dari dua ekor betina dewasa, satu ekor jantan remaja (anakan), dan satu ekor jantan dewasa.

Kepala Balai Besar KSDA Riau Genman Suhefti Hasibuan mengatakan tema kegiatan adalah pengembalian rusa sambar ke habitat aslinya di wilayah Restorasi Ekosistem Riau (RER) sebagai upaya mitigasi interaksi negatif manusia dengan harimau sumatera.

Baca Juga

"Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan sumber pakan di Semenanjung Kampar bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN)," kata Genman, melalui siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (12/8/2023).

Kegiatan pelepasliaran ini menurut Genman, berawal pada 24 Mei 2023 Balai Besar KSDA Riau menerima surat dari masyarakat bernama Hasan alias Abeng yang beralamat di Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Ia menyampaikan niatnya untuk menyerahkan empat ekor rusa Sambar (Cervus unicolor) kepada Balai Besar KSDA Riau.

"Warga ini menyerahkan empat ekor rusa karena tidak melanjutkan pengurusan izin penangkaran Rusa yang pernah diajukan kepada Balai Besar KSDA Riau," ujar Genman.

Sebelumnya, warga tersebut telah mendapatkan pembinaan dan penyadartahuan hukum terkait dengan kepemilikan satwa liar yang dilindungi dari Ditreskrimsus Polda Riau dan Balai Besar KSDA RIAU.

Selanjutnya, setelah proses serah terima rusa tersebut, Balai Besar KSDA Riau bekerja sama dengan Restorasi Ekosistem Riau (RER-PT Gemilang Cipta Nusantantara) melakukan evakuasi ke lokasi rencana pelepasliaran dengan pendampingan tim medis yang ketat agar tidak mengalami stres yang berlebihan.

"Pengakuan Hasan alias Abeng kepada tim Balai Besar KSDA Riau, bahwa satu diantara empat ekor rusa tersebut merupakan keturunan dari indukan yang dia pelihara sejak 2013," ucap Genman.

Sedangkan untuk proses pelepasliaran dilakukan setelah melalui proses habituasi oleh tim medis di sekitar lokasi pelepasliaran. Upaya ini, kata Genman, selain untuk mengembalikan individu Rusa ke habitat alaminya, juga dalam rangka memitigasi konflik manusia dengan harimau sumatera di landskap Semenanjung Kampar.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement