Kamis 04 Apr 2024 17:38 WIB

Belum Punah? Indonesia Cari Lebih Banyak Bukti Harimau Jawa Masih Ada di Alam Liar

Sehelai rambut harimau ditemukan dan telah dicocokkan dengan beberapa DNA lainnya.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Friska Yolandha
Seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Peneliti terus mencari keberadaan harimau jawa yang ditemukan rambutnya pada 2019.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Peneliti terus mencari keberadaan harimau jawa yang ditemukan rambutnya pada 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pegiat konservasi Indonesia mencari lebih banyak bukti bahwa harimau jawa, spesies yang dinyatakan punah, sebenarnya masih ada di alam liar. Beberapa cara yang dilakukan adalah pemasangan kamera jebakan dan pemindaian DNA yang ekstensif.

Hal itu disampaikan pejabat Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia, Satyawan Pudyatmoko, yang mengawasi konservasi. Dia menyebutkan salah satu dasarnya, yakni studi DNA yang digagas para peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), di mana sehelai bulu harimau ditemukan di desa di Jawa Barat.

Baca Juga

Penemuan itu terjadi pada 2019, dan hasilnya cocok dengan beberapa karakteristik harimau. Menurut peneliti, penduduk desa yang diwawancarai juga melihat langsung satwa yang diduga kuat sebagai harimau jawa itu, lalu mengumpulkan bulunya dari pagar dan menemukan bekas cakaran.

"Penelitian ini memicu spekulasi bahwa harimau jawa masih hidup di alam liar. Kami telah mempersiapkan dan akan melakukan sejumlah upaya untuk meresponsnya," ujar Satyawan, dikutip dari laman Reuters, Kamis (4/4/2024). 

Selain memasang kamera jebakan di sekitar area penemuan bulu tersebut, pakar genetika juga akan dilibatkan.

Harimau jawa merupakan hewan endemik Indonesia (berasal dari Indonesia dan habitatnya hanya di Indonesia), sama halnya dengan harimau bali dan harimau sumatra. Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), otoritas global yang menangani risiko kepunahan satwa liar, menyatakan harimau jawa dan harimau bali telah punah. Hanya harimau sumatra yang tersisa dan dianggap terancam punah.

Para peneliti menyebut perburuan liar dan pembukaan hutan untuk perkebunan sebagai salah satu penyebab kepunahan satwa tersebut. Karena itu, kelompok kampanye lingkungan hidup global, World Wildlife Fund (WWF) di Indonesia mendesak kehati-hatian dalam mengomunikasikan hasil temuan ini.

Direktur hutan dan satwa liar WWF Indonesia, M Ali Imron, berharap pemberitahuan kepada masyarakat dilakukan dengan cermat supaya tidak memicu perburuan. Dia juga menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan keberadaan harimau tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement