REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BOGOR -- Pegiat konservasi satwa liar Indonesia, Tony Sumampau, meragukan masih adanya habitat untuk satwa harimau jawa (Panthera tigris sondaica). Hewan predator itu sudah dinyatakan punah oleh otoritas berwenang.

"Kalau menurut saya, tidak ada lagi habitat untuk harimau dapat hidup di taman nasional, cagar alam, atau suaka margasawta yang dapat menampung harimau jawa kalau memang benar harimau jawa masih ada," kata Tony yang juga koordinator imum Forum Konservasi Satwa Liar Indonesia (Foksi) di Bogor, Jawa Barat, Senin (13/11/2023).

Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) mengukur panjang dan berat tulang tengkorak binatang yang diduga merupakan spesies harimau jawa (Panthera tigris sondaica) di Merjosari, Malang, Jawa Timur, Senin (7/9/2020). Tengkorak yang ditemukan di Sungai Metro tersebut selanjutnya akan dibawa ke laboratorium untuk diteliti lebih lanjut - (ANTARA/Ari Bowo Sucipto)

Menanggapi pendapat beberapa kalangan yang masih meyakini keberadaan harimau jawa, Tony menyebut jika hal itu benar maka pasti sering terjadi konflik dengan manusia. Penampakan harimau jawa pun akan kerap terlihat.

"Mana ada lagi hutan yang tidak ada manusianya di Jawa," kata Tony yang juga komisaris Taman Safari Indonesia (TSI). 

Tony mengatakan bahwa yang jelas keberadaannya masih ada hingga kini adalah macan tutul jawa (Panthera pardus melas). Ia menjelaskan macan tutul jawa merupakan subspesies macan tutul yang sebarannya sangat terbatas, hanya di Pulau Jawa. Macan tutul jawa hidup di Jawa Barat, Kangean, Nusa Kambangan, dan Pulau Sempu.

Ikuti Whatsapp Channel Republika