Selasa 22 Aug 2023 11:34 WIB

Begini Cara Berpakaian Warga Jepang untuk Lawan Suhu Panas

Perusahaan Jepang hadirkan inovasi pakaian yang membantu mengatasi suhu panas.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Perusahaan-perusahaan di Jepang telah merespons kenaikan suhu panas pada musim panas dengan menghadirkan inovasi pakaian yang membantu masyarakat mengatasi suhu yang semakin meningkat.. Ilustrasi
Foto: pixabay
Perusahaan-perusahaan di Jepang telah merespons kenaikan suhu panas pada musim panas dengan menghadirkan inovasi pakaian yang membantu masyarakat mengatasi suhu yang semakin meningkat.. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Perusahaan-perusahaan di Jepang telah merespons kenaikan suhu panas pada musim panas, dengan menghadirkan inovasi pakaian yang membantu masyarakat mengatasi suhu yang semakin meningkat. Penjualan jaket dengan kipas terintegrasi, pakaian yang mendinginkan leher, dan kaus yang memberikan sensasi dingin menjadi tren di pasaran saat ini.

Seperti banyak negara lainnya, Jepang juga tengah mengalami musim panas yang semakin ekstrem. Juli ini bahkan menjadi bulan terpanas dalam seratus tahun terakhir, dengan dampak yang signifikan. Suhu yang mencapai rekor tertinggi dalam 100 tahun itu telah menyebabkan setidaknya 53 orang meninggal karena sengatan panas, dan hampir 50 ribu orang memerlukan perawatan medis darurat.

Baca Juga

Perusahaan Workman, yang menghasilkan pakaian untuk pekerja konstruksi, telah meluncurkan versi jaket mereka yang dilengkapi kipas sejak 2020 untuk menjawab peningkatan permintaan. Mekanisme jaket tersebut cukup sederhana, terdapat dua kipas listrik seukuran telapak tangan yang ditenagai oleh baterai isi ulang, yang terpasang di bagian belakang jaket. Kipas-kipas ini menarik udara untuk kemudian menghasilkan angin sejuk dengan kecepatan bervariasi, yang dialirkan ke tubuh pemakai.

Jaket ini dijual dengan harga sekitar 12 ribu hingga 24 ribu yen (sekitar Rp 1,2 juta - Rp 2,5 juta). Juru bicara dari Workman, Yuya Suzuki, mengatakan ketika cuaca semakin panas, orang yang belum pernah mencoba pakaian berkipas sebelumnya ingin mencari cara untuk mengurangi panas tubuh, sehingga semakin banyak yang tertarik membelinya.

"Seperti ketika kita merasa nyaman di rumah dengan kipas angin, jaket ini memberikan kesejukan karena angin selalu mengalir ke tubuh kita,” kata Suzuki, dilansir Japan Today, Selasa (22/8/2023).

Jepang dikenal dengan musim panasnya yang sangat panas dan lembap. Juli ini di Tokyo memecahkan rekor suhu rata-rata tertinggi sejak 1875, dengan suhu mencapai 28,7 derajat Celsius. Kematian akibat pingsan karena panas menjadi ancaman serius, terutama bagi populasi lanjut usia yang cukup besar di negara tersebut. Lebih dari 80 persen kematian akibat panas dalam lima tahun terakhir terjadi pada warga lanjut usia.

Perusahaan seperti MI Creations telah merespon permintaan solusi pendinginan dengan produk-produk seperti tabung pendingin leher, yang cocok untuk pekerja pabrik dan gudang. Tabung ini berisi gel berwarna cerah dengan harga 2.500 yen (sekitar Rp 262 ribu), yang mampu memberikan sensasi dingin setelah didinginkan dalam lemari es dan dikenakan di leher, memberikan kesejukan untuk sekitar satu jam.

Di tengah tren ini, pameran "Langkah-Langkah Melawan Panas Ekstrem" diadakan di Tokyo, memamerkan berbagai produk baru yang dirancang untuk membantu masyarakat tetap nyaman di tengah teriknya panas. Perusahaan berbasis di Tokyo, Liberta menawarkan berbagai pakaian termasuk T-shirt dan lengan yang menggunakan bahan cetakan seperti silitol yang memberikan sensasi dingin saat bersentuhan dengan air dan keringat.

Perusahaan di Osaka, Chikuma bahkan telah mengembangkan jaket dan gaun kantor dengan kipas listrik terpasang. Yosuke Yamanaka dari Chikuma menjelaskan bahwa jaket ini tidak perlu dikancingkan dan tetap memberikan udara sejuk berkat struktur khusus yang memungkinkan kipas berada dalam dua lapisan.

Payung juga telah menjadi salah satu solusi untuk melindungi diri dari panas matahari, khususnya di Jepang, yang telah mendapati pria lebih banyak menggunakannya setelah dorongan dari Kementerian Lingkungan Hidup. Pembuat payung mewah di Tokyo, Komiyama Shoten telah mulai menciptakan payung khusus untuk pria sejak 2019. Pemilik perusahaan tersebut, Hiroyuki Komiya, mengatakan bahwa setelah digunakan orang merasa nyaman dengan payung dan sulit untuk melepaskannya.

Di Asakusa, sebuah tujuan wisata populer di Jepang, orang seperti Kiyoshi Miya dan Shoma Kawashima telah menemukan solusi dalam menghadapi panas. Miya menggunakan payung untuk melindungi diri dari sinar matahari, sementara Kawashima mengenakan kipas berpakaian di lehernya untuk tetap nyaman di bawah terik matahari. Meski teknologi siap pakai yang membantu, keduanya sadar bahwa itu bukan solusi akhir terhadap masalah panas yang semakin meningkat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement