REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Suka atau tidak suka, pengguna kecerdasan buatan (AI) akan merevolusi berbagai tugas. AI sekarang membantu banyak profesional menangani aktivitas sehari-hari mereka lebih cepat dari biasanya.
Hal itu mulai dari pengeditan foto, video, dokumen, dukungan medis hingga dunia teknologi secara keseluruhan. Karena tingkat pengaruhnya yang tinggi, hampir semua raksasa teknologi besar telah menunjukkan minat untuk membangun perangkat lunak AI mereka sendiri.
Pemimpin industri seperti Microsoft dan Google telah memulai kemajuan besar. CEO Tesla Elon Musk, beberapa tahun lalu, telah menunjukkan minat pada industri AI. Namun, hanya masalah waktu sebelum Musk merambah ke sektor yang berkembang pesat ini. “Dari semua indikasi, sepertinya sekarang adalah waktu yang tepat. Elon Musk telah memulai perusahaan AI-nya sendiri yang disebut xAI,” demikian dikutip dari Gizchina, Sabtu (22/7/2023).
Pada 16 Juli 2023, CEO SpaceX itu secara resmi meluncurkan xAI dengan tujuan untuk memahami sifat sebenarnya dari alam semesta. Di situs web resmi perusahaan, pengantar dimulai dengan kutipan “Tujuan xAI adalah untuk memahami sifat sebenarnya dari alam semesta. Kami akan membagikan lebih banyak informasi selama beberapa minggu dan bulan ke depan”.
xAI akan Berkolaborasi dengan Tesla dan Twitter
CEO Tesla Elon Musk telah menyatakan bahwa rintisan barunya, xAI, berniat untuk bekerja sama dengan pembuat mobil tersebut. Tak hanya dengan Tesla, selama sesi audio Twitter Spaces baru-baru ini, Elon Musk menyebutkan bahwa xAI akan menggunakan data Twitter untuk melatih sistem kecerdasan buatan yang sangat menarik dan mengembangkan produk. Namun, dia tidak mengklarifikasi apakah X Corp. akan mengenakan biaya untuk akses ke API Twitter.
Musk juga mengeklaim, tanpa verifikasi, bahwa pengembang AI di seluruh dunia telah menggunakan data Twitter untuk tujuan pelatihan. Musk yang juga CEO Twitter, lebih lanjut menyatakan bahwa ini dilakukan "secara ilegal" oleh beberapa perusahaan. Namun demikian, dia tidak memerinci hukum mana yang mungkin mereka langgar.
Dia menjelaskan bahwa kumpulan data Twitter berguna untuk melatih teks dan model grafis, tetapi sistem AI membutuhkan lebih dari sekadar data yang dihasilkan manusia. Musk berharap xAI dapat mengikuti pendekatan serupa dengan DeepMind, sebuah perusahaan milik Alphabet yang dikenal menggunakan pembelajaran penguatan.
xAI Menjadi Kontroversial
Khususnya, Musk mengatakan bahwa model bahasa xAI tidak akan mengikuti "benar secara politis”. Dia menyatakan bahwa AI mungkin memberikan jawaban yang kontroversial, meskipun secara objektif benar. Pernyataan ini mencerminkan pendiriannya terhadap nilai-nilai progresif.
Untuk mencapai tujuannya, xAI bertujuan mengembangkan teknologi yang memahami dunia fisik lebih dari sekadar Internet. Musk percaya bahwa data mengemudi Tesla akan sangat berharga dalam menyelesaikan aspek pekerjaannya ini.