Kamis 06 Jul 2023 19:55 WIB

Bisa Memicu Kepunahan Manusia, Apa Itu Teknologi AI Superintelligence?

Kekuatan superinteligen yang sangat besar juga bisa sangat berbahaya.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
Perusahaan pembuat ChatGPT, OpenAI, membentuk tim khusus untuk mengelola risiko kecerdasan buatan (AI) superintelligence (kecerdasan super). /ilustrasi
Foto: UNM
Perusahaan pembuat ChatGPT, OpenAI, membentuk tim khusus untuk mengelola risiko kecerdasan buatan (AI) superintelligence (kecerdasan super). /ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perusahaan pembuat ChatGPT, OpenAI, membentuk tim khusus untuk mengelola risiko kecerdasan buatan (AI) superintelligence (kecerdasan super). Superintelligence adalah model AI hipotetis yang lebih pintar daripada manusia yang paling berbakat dan cerdas serta unggul di berbagai bidang keahlian.

OpenAI percaya model seperti itu bisa tiba sebelum akhir dekade ini. Meskipun diklaim akan menjadi teknologi paling berdampak yang pernah ditemukan umat manusia dan membantu pekerjaan manusia, kekuatan inteligensia super juga tak terlepas dari bahaya.

Baca Juga

“Tetapi kekuatan superinteligen yang sangat besar juga bisa sangat berbahaya dan dapat menyebabkan ketidakberdayaan umat manusia atau bahkan kepunahan manusia,” kata OpenAI, dilansir Engadget, Kamis (6/7/2023).

Tim baru ini akan dipimpin bersama oleh Kepala Ilmuwan OpenAI Ilya Sutskever dan Kepala Penyelarasan Lab Penelitian Jan Leike. Selain itu, OpenAI akan mendedikasikan 20 persen dari daya komputasi yang saat ini untuk inisiatif tersebut.

Sistem seperti itu secara teoritis akan membantu OpenAI dalam memastikan kecerdasan super aman untuk digunakan dan selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan. Meskipun ini adalah tujuan yang sangat ambisius dan tidak ada jaminan berhasil, perusahaan optimis upaya yang terfokus dan terpadu dapat menyelesaikan masalah ini.

“Ada banyak ide yang menjanjikan dalam percobaan pendahuluan, kami memiliki metrik yang semakin berguna untuk kemajuan dan kami dapat menggunakan model saat ini untuk mempelajari banyak masalah secara empiris,” ucap dia.

Pengumuman tersebut datang saat pemerintah di seluruh dunia mempertimbangkan bagaimana mengatur industri AI yang baru lahir. Di Amerika Serikat (AS), CEO OpenAI Sam Altman telah bertemu dengan setidaknya 100 anggota parlemen federal dalam beberapa bulan terakhir. Secara terbuka, Altman mengatakan regulasi AI itu penting dan OpenAI bersemangat untuk bekerja dengan pembuat kebijakan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement