Kamis 15 Jun 2023 07:13 WIB

Bos OpenAI Terbuka Tingkatkan Dukungan ChatGPT dalam Bahasa Indonesia

OpenAI butuh dataset Bahasa Indonesia untuk kembangkan kemampuan ChatGPT.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Indira Rezkisari
Kunjungan CEO OpenAI Sam Altman dalam acara bertajuk Conversation with Sam Altman di Grand Ballroom Kempinski, Rabu (14/6/2023).
Foto: Republika/Meiliza laveda
Kunjungan CEO OpenAI Sam Altman dalam acara bertajuk Conversation with Sam Altman di Grand Ballroom Kempinski, Rabu (14/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejak November tahun lalu, chatbot kecerdasan buatan (AI) ChatGPT dari perusahaan OpenAI menjadi populer. Saking populernya, banyak perusahaan teknologi besar yang mencoba membuat chatbot demi menyaingi ChatGPT.

ChatGPT sendiri memang dirancang untuk memahami dan menghasilkan teks Bahasa Inggris. Namun, kemampuan ChatGPT saat ini tidak menghentikannya untuk memperluas dukungan bahasanya, termasuk Bahasa Indonesia.

Baca Juga

CEO OpenAI, Sam Altman, mengungkapkan keinginannya untuk mendukung penuh ChatGPT dalam bahasa Indonesia. Versi ChatGPT sebelumnya baru menggunakan Bahasa Inggris dan beberapa bahasa lain.

“Kami memang ingin mengembangkannya. Anda tahu, GPT-3 bagus dalam bahasa Inggris. Lalu model GPT-3.5 oke dalam beberapa bahasa. Sementara model GPT-4, sangat bagus dalam 20 bahasa teratas,” kata Sam dalam acara bertajuk 'Conversation with Sam Altman' di Grand Ballroom Kempinski, Rabu (14/6/2023).

Sam berharap model selanjutnya, yaitu GPT-5 dapat menjadi lebih baik dari model sebelumnya. Khususnya, dalam bahasa-bahasa lain. Seperti Indonesia yang terdiri tidak hanya Bahasa Indonesia, tetapi ratusan bahasa daerah.

“Kami ingin GPT-5 dapat menjadi model yang sangat baik untuk beberapa bahasa kecil. Kami sangat menantikan untuk mengembangkannya,” ujar dia.

Namun, untuk mewujudkannya, Sam membutuhkan bantuan. Sebab, untuk melatih dan mengevaluasi generasi selanjutnya, dia membutuhkan dataset dalam Bahasa Indonesia dan bahasa daerah lain. Saat ini, dataset tersebut masih sulit untuk didapatkan.

“Dataset itu sulit untuk didapatkan sehingga kami membutuhkan bantuan agar ada pihak yang dapat menyediakannya. Jika nanti tersedia, itu akan berguna bukan hanya untuk kami, melainkan untuk mereka yang juga melatih model. Kami sangat senang jika bisa berkolaborasi dalam hal ini,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement