REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meta memperluas audiens untuk headset Quest dengan menggaet anak-anak praremaja. Perusahaan induk Facebook dan Instagram itu telah menurunkan batas usia untuk akun Quest 2 dan 3 dari awalnya 13 menjadi 10 tahun, dengan memperkenalkan akun yang bisa di kontrol oleh orang tua.
Anak-anak akan membutuhkan persetujuan orang tua mereka untuk membuat akun, mengunduh aplikasi, dan memblokir akses ke perangkat lunak yang sudah ada. Orang tua juga bisa menetapkan batas waktu penggunaan.
Meta mengklaim telah menerapkan kontrol privasi yang ketat. Meta akan menyediakan pengalaman aplikasi yang sesuai dengan usia anak seperti rekomendasi, jika orang tua secara sukarela memberikan usia anak mereka.
Profil pengguna anak-anak ini juga bersifat privasi secara default dan akan memerlukan persetujuan untuk mengikuti dan pembaruan status aktif. Sementara itu, Horizon Worlds masih mengharuskan pengguna berusia 13 tahun ke atas.
“Ini kami anggap sebagai anugerah untuk pendidikan. Meta Quest bisa memberi anak-anak pelajaran sains virtual dan sejumlah permainan edukatif. Sebagian besar judul pendidikan di app store-nya juga diberi peringkat untuk usia 10 tahun ke atas, jadi seharusnya tidak kekurangan materi,” demikian pernyataan dari Meta seperti dilansir dari Engadget, Ahad (18/6/2023).
Soal ada peluncuran yang bebas masalah atau tidak, itu masalah lain. Kebijakan Meta secara teoritis sesuai dengan Pakta Proteksi Privasi Daring Anak (COPPA) yang melarang pengumpulan data pribadi dari anak-anak di bawah 13 tahun tanpa izin orang tua.
Sumber-sumber New York Times mengklaim Meta sudah mendiskusikan rencananya dengan para regulator. Namun, ada kekhawatiran tentang keamanan. Aplikasi VR, terutama yang bersifat sosial, terkadang rentan terhadap tindak kejahatan, pelecehan, dan penyalahgunaan serupa. Meta tidak bisa serta merta melindungi pengguna muda dari apa yang terjadi di dalam aplikasi pihak ketiga.
Ada juga pertanyaan apakah sehat atau tidak bagi anak-anak untuk menggunakan headset VR sejak awal. Seperti yang dijelaskan oleh Optometrist dari Duke University, Dr Nathan Cheung kepada ZDNet, perangkat Quest dapat menyebabkan ketegangan pada mata dan leher yang mungkin sangat bermasalah bagi anak-anak dengan tubuh yang lebih kecil dan mata yang sedang berkembang.
“Selain itu, masih kurang penelitian tentang bagaimana VR dapat mempengaruhi persepsi dan pemfokusan. Teknologi ini tidak berbahaya bagi anak-anak, tetapi juga tidak dijamin aman,” kata Cheung.