Kamis 01 Jun 2023 17:04 WIB

Tokoh Teknologi Dunia: AI Bisa Sebabkan Kepunahan Manusia

Teknologi AI perlu dipandang sebagai sebuah risiko yang signifikan bagi umat manusia.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Sejumlah tokoh penting dalam industri teknologi, mulai dari CTO Microsoft Kevin Scott hingga pendiri OpenAI Sam Altman, menunjukkan kekhawatiran
Foto: UNM
Sejumlah tokoh penting dalam industri teknologi, mulai dari CTO Microsoft Kevin Scott hingga pendiri OpenAI Sam Altman, menunjukkan kekhawatiran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Sejumlah tokoh penting dalam industri teknologi, mulai dari CTO Microsoft Kevin Scott hingga pendiri OpenAI Sam Altman, menunjukkan kekhawatiran mereka terhadap kecerdasan buatan (AI). Mereka menilai teknologi AI perlu dipandang sebagai sebuah risiko yang signifikan bagi umat manusia.

Kekhawatiran ini diungkapkan dalam sebuah pernyataan resmi yang dirilis oleh Center for AI Safety. Pernyataan ini ditandantangani oleh ratusan eksekutif hingga akademisi yang mendesak adanya aturan untuk meregulasi AI dan menanggulangi potensi risiko yang dimiliki AI.

Baca Juga

Salah satu potensi risiko yang disoroti dalam pernyataan tersebut adalah dampak negatif AI terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan dan kesehatan masyarakat. Selain itu, mereka juga menyoroti adanya risiko penyalahgunaan AI untuk menyebarluaskan informasi keliru, diskriminasi, hingga impersonasi.

"Menanggulangi risiko kepunahan (manusia) akibat AI perlu menjadi prioritas global, bersamaan dengan risiko berskala sosial lain seperti pandemi dan perang nuklir," ungkap para petinggi industri teknologi dalam pernyataan yang dirilis Center for AI Safety, seperti dilansir India Today.

Sosok terkemuka dalam industri teknologi, Geoffrey Hinton, belum lama ini juga memutuskan untuk meninggalkan Google. Tindakan tersebut Hinton ambil karena dia meyakini bahwa AI dapat membawa risiko yang signifikan bagi ummat manusia.

Pemerintah Inggris juga tampak menunjukkan perubahan sikap terhadap teknologi AI. Mereka kini menyadari bahwa AI memiliki potensi masalah bagi kehidupan manusia.

Profesor di bidang machine learning dari University of Oxford, Michael Osborne, turut mengomentari pernyataan resmi yang dirilis oleh Center for AI Safety. Osborne menilai, banyaknya tokoh penting yang menandatangani pernyataan tersebut menunjukkan bahwa orang-orang dalam komunitas AI mulai menyadari bahwa teknologi AI dapat menjadi ancaman. "Ada kesadaran yang semakin luas di antara para pekerja (di dalam industri) AI bahwa risiko eksistensial ini merupakan kekhawatiran yang nyata," ujar Osborne.

Menurut Osborne, kekhawatiran tersebut beralasan karena saat ini teknologi AI berkembang dengan sangat pesat dan digunakan secara meluas, melebihi ekspektasi. Selain itu, AI juga berpotensi memunculkan risiko sosial dan memiliki sifat yang kompleks dan belum sepenuhnya dipahami.

Tak hanya itu, Osborne menilai AI juga mungkin bisa bertindak sebagai spesies invasif yang mampu menghancurkan kelangsungan hidup manusia. Beragam potensi risiko tersebut perlu ditanggulangi secara proaktif. "Karena kita belum benar-benar memahami AI dengan sangat baik, ada kemungkinan (AI) bisa memainkan peran sebagai organisme yang berkompetisi di planet ini," ungkap Osborne. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement