Kamis 18 May 2023 14:24 WIB

Wow, Saturnus Ternyata Memiliki 145 Bulan

Total satelit alami Planet Saturnus menjadi 145.

Saturnus menjadi planet pertama di luar angkasa yang diketahui memiliki lebih dari 100 bulan.
Foto: nasa
Saturnus menjadi planet pertama di luar angkasa yang diketahui memiliki lebih dari 100 bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Planet Jupiter mencuri perhatian pada bulan Februari lalu ketika penelitian baru mengungkapkan bahwa planet tersebut memiliki lebih banyak bulan daripada yang diperkirakan sebelumnya. Hal itu bisa membuat Jupiter menjadi pemimpin tata surya yang baru.

Tetapi peneliti memiliki fakta baru terkait Saturnus. Sekelompok astronom telah mengumumkan penemuan 62 bulan lagi yang mengorbit planet keenam dari matahari, sehingga total satelit alaminya menjadi 145. Ketika dikonfirmasi oleh Astronomical Union's Minor Planet Center, penghitungan baru seharusnya menjadikan Saturnus sebagai planet pertama di luar angkasa yang diketahui memiliki lebih dari 100 bulan.

Baca Juga

Edward Ashton, yang memulai studi di University of British Columbia, menggunakan teknik deteksi untuk menangkap lebih banyak detail dalam satu frame. Proses ini membantu mengungkap objek kosmik yang lebih redup dan kecil.

Para astronom telah menggunakan metode ini untuk mencari bulan di sekitar Neptunus dan Uranus, tetapi tidak untuk Saturnus sampai sekarang, menurut universitas tersebut. Peneliti dari lembaga lain berkolaborasi dalam proyek tersebut.

"Melacak bulan-bulan ini membuat saya ingat memainkan permainan anak-anak Dot-to-Dot," kata Ashton, yang sekarang merupakan peneliti di Taiwan's Academia Sinica Institute of Astronomy and Astrophysics, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Mashable, Kamis (18/5/2023).

"Tetapi (ibaratnya) dengan sekitar 100 permainan berbeda di halaman yang sama dan Anda tidak tahu titik mana yang termasuk puzzle yang mana,” lanjut Ashton.

Pusat Planet Kecil, yang membuat katalog penunjukan bulan, telah menerbitkan 42 bulan Saturnus baru selama seminggu terakhir atau lebih. Mereka sedang bekerja untuk memproses dan mengonfirmasi yang lain selama pekan mendatang, menurut Matthew Payne, direktur pusat tersebut.

Sebelumnya Cassini mengabadikan lima bulan Saturnus pada tahun 2011. Sekarang studi baru menyebutkan jumlah bulan terakhir adalah 145. Dengan asumsi semua kandidat dari penelitian, itu berarti jumlah bulan Saturnus jauh melebihi jumlah planet lain di tata surya.

Ketika kelompok riset Saturnus mengambil gambar berurutan dari sebuah bulan saat bergerak melalui ruang angkasa, mereka dapat mengumpulkan lebih banyak data untuk memperkuat sinyal bulan. Itu memungkinkan tim, yang menggunakan Teleskop Kanada-Prancis-Hawaii di Hawaii untuk pengamatan mereka, menemukan bulan sekecil sekitar 1,5 mil lebarnya.

Pencarian dimulai pada 2019 ketika Ashton dan kolaborator Matthew Beaudoin masih berstatus mahasiswa. Objek-objek itu dilacak selama dua tahun lagi untuk memastikan bukan hanya asteroid yang mendekati planet ini. Tim peneliti juga menggunakan deteksi sebelumnya yang tidak terlacak cukup lama pada saat itu untuk menetapkan orbit bulan.

Para peneliti mengatakan banyak dari bulan-bulan baru kemungkinan merupakan sisa-sisa tabrakan yang menghancurkan bulan atau bulan yang lebih besar menjadi berkeping-keping. Semua yang baru ditemukan dianggap "tidak beraturan", menurut para peneliti.

Hal itu mengartikan orbit besar, berujung, dan berbentuk oval. Bulan-bulan ini juga cenderung mengelompok berdasarkan orbitnya yang miring.

"Ketika seseorang mendorong ke batas teleskop modern, kami menemukan semakin banyak bukti bahwa bulan berukuran sedang yang mengorbit mundur di sekitar Saturnus hancur berkeping-keping sekitar 100 juta bertahun-tahun lalu,'' kata Gladman, seorang profesor astronomi UBC dan kolaborator studi, dalam sebuah pernyataan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement