Jumat 14 Apr 2023 07:30 WIB

Gunung Berapi Paling Mematikan di Kolombia Diprediksi Segera Meletus

Presiden Kolombia Gustavo Petro telah meminta agar evakuasi dilakukan lebih cepat.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Gunung Nevado del Ruiz di Kolombia diperkirakan segera meletus.
Foto: Reuters
Gunung Nevado del Ruiz di Kolombia diperkirakan segera meletus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Salah satu gunung berapi paling mematikan di dunia, Nevado del Ruiz, telah ‘tertidur’ sejak terakhir kali meletus pada tahun 1985. Namun, lonjakan aktivitas seismik mengindikasikan bahwa gunung yang terletak di Kolombia tersebut bisa meletus kembali dalam beberapa hari ke depan.

Nevado del Ruiz mencatat 6.000 gempa bumi per hari pada minggu lalu. Hal ini mendorong pihak terkait meningkatkan kewaspadaan ke skala tertinggi kedua dan mengevakuasi lebih dari 2.500 keluarga di daerah tersebut.

Baca Juga

Sekitar 57 ribu orang tinggal di zona bahaya gunung berapi yang tersebar di beberapa bagian dari enam provinsi, menurut Badan Geologi Kolombia (CGS). Letusan gunung berapi pada tahun 1985 menewaskan lebih dari 25 ribu orang, letusan gunung berapi terdahsyat keempat dalam sejarah manusia, menyebabkan orang-orang terkubur di bawah longsoran tanah dan pecahan-pecahan batu.

CGS percaya bahwa gempa bumi minggu lalu disebabkan oleh magma yang bergerak melalui sistem patahan, sebagai awal dari letusan mematikan berikutnya di Nevado del Ruiz. Nevado del Ruiz terletak di perbatasan antara provinsi Tolima dan Caldas di Kolombia.

Gunung berapi yang terbentuk sekitar 150 ribu tahun lalu ini memiliki ketinggian 17.717 kaki dan berada sekitar 80 mil sebelah barat ibu kota Bogota. Gunung ini merupakan gunung berapi stratovolcano yang terdiri dari banyak lapisan lava yang berganti-ganti antara abu vulkanik yang mengeras dan bebatuan.

Pada 13 November 1985, Nevado del Ruiz memuntahkan abu panas dan lava setinggi 23 ribu kaki ke atmosfer, demikian laporan Majalah Earth. Peristiwa tersebut menyebabkan tanah bergemuruh, melepaskan semburan lumpur yang menjulang setinggi lebih dari 98 kaki ke seluruh wilayah tersebut.

Letusannya tidak dianggap besar, tetapi abu panas dan lava yang dilepaskan selama kejadian sangat mematikan kehidupan di desa-desa sekitar gunung merapi. Kini, setelah Nevado del Ruiz menunjukkan tanda-tanda aktivitas, para pejabat tidak mau mengambil risiko dan mengevakuasi penduduk di sekitarnya.

Presiden Kolombia, Gustavo Petro, telah meminta agar evakuasi dilakukan lebih cepat. Para pejabat juga mengatakan bahwa hewan ternak, yang sangat penting bagi banyak mata pencaharian di daerah pedesaan, juga dapat dipindahkan, atau para peternak dapat kembali pada siang hari untuk merawatnya.

Namun, beberapa penduduk mengatakan mereka tidak berencana meninggalkan rumah mereka.  "Ini tidak membuat saya takut karena sudah pernah meletus," kata Evelio Ortiz, seorang petani kentang yang selamat dari letusan tahun 1985 bersama istri dan lima anaknya.

Pihak berwenang mengatakan bahwa anak-anak harus dievakuasi meskipun anggota keluarga yang sudah dewasa memilih untuk tetap tinggal. Sebelum peningkatan aktivitas gunung merapi minggu lalu, para pejabat mengatakan rata-rata 50 gempa bumi per hari tercatat, dengan kejadian-kejadian kecil selama 10 tahun terakhir.

CGS melaporkan bahwa peningkatan aktivitas seismik pertama kali diamati bulan lalu, dengan 6.500 gempa bumi pada tanggal 28 Maret hingga 11 ribu gempa bumi pada tanggal 29 Maret. Aktivitas mulai melambat pada hari Ahad, namun gunung berapi ini memuntahkan awan panas setinggi 3.000 kaki pada hari yang sama. 

Pekan lalu, pemerintah menaikkan tingkat kewaspadaan gunung berapi ini dari kuning ke oranye sebagai persiapan untuk menghadapi letusan dalam beberapa hari atau minggu ke depan.

"Kami mendukung keputusan komite-komite lokal untuk mengevakuasi sejumlah orang. Mungkin saja dalam beberapa hari ke depan kami perlu mengevakuasi lebih banyak orang lagi,” kata direktur sementara unit bencana nasional Kolombia, Luis Fernando Velasco, seperti dilansir dari Daily Mail, Jumat (14/4/2023).

Gubernur Caldas di Kolombia, Luis Carlos Velasquez, telah meminta 800 juta peso (sekitar Rp 2,5 miliar) kepada pemerintah pusat untuk memperkuat sistem peringatan dini, dan dana tambahan 400 juta peso untuk menanggung biaya perumahan para pengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement