REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Presiden Microsoft untuk Modern Life, Search, dan Devices Yusuf Mehdi mengklaim Bing telah mencapai 100 juta pengguna aktif harian sebulan setelah peluncuran chatbot kecerdasan buatannya (AI). Menurut datanya, sepertiga dari pengguna aktif harian Bing adalah pengguna baru di mesin pencari.
Mereka sebelumnya belum pernah menggunakan Bing di masa lalu. Namun, kini mereka mengandalkan Bing.
“Kami melihat daya tarik Bing baru sebagai validasi dari pandangan kami bahwa pencarian adalah penemuan kembali dan proposisi nilai unik dari menggabungkan Pencarian + Jawaban + Obrolan + Penciptaan dalam satu pengalaman," kata Mehdi, dilansir Engadget, Jumat (10/3/2023).
Selain melihat peningkatan jumlah, Microsoft tampaknya juga menikmati pertumbuhan keterlibatan dengan lebih banyak orang melakukan lebih banyak pencarian. Perusahaan memuji dua faktor kemenangan khusus yang dicapai.
Pertama adalah pertumbuhan penggunaan Edge, kemungkinan besar dibantu oleh penambahan AI obrolan Bing sebagai fitur baru. Pengenalan model Prometheus AI-nya membuat hasil pencarian Bing lebih relevan sehingga orang-orang telah menggunakan atau setidaknya mencoba mesin pencari lebih banyak.
Rupanya, sekitar sepertiga pengguna pratinjau harian Bing telah menggunakan AI obrolannya untuk kueri mereka setiap hari. Rata-rata, Microsoft melihat tiga obrolan per sesi dengan lebih dari 45 juta obrolan sejak memperkenalkan Bing baru.
Selanjutnya, dalam 15 persen dari semua sesi obrolan, orang telah menggunakan Bing untuk menghasilkan konten baru. Peluncuran AI chatbot Bing di perangkat seluler juga telah mendorong mesin pencari ke tingkat popularitas baru dan telah menyebabkan peningkatan pengguna aktif harian enam kali lipat dari sebelum tersedia.
Dengan mengintegrasikan chatbot AI ke dalam Bing awal tahun ini, Microsoft memberikan mesin pencari senjata yang dibutuhkan untuk dapat bersaing dengan Google. Google memang memiliki rencana untuk meluncurkan chatbot sendiri dan memperkenalkan AI obrolan yang disebut Bard bulan lalu. Bard menyebarkan informasi yang salah selama debut tidak resminya, tetapi Google bekerja dengan karyawan untuk meningkatkan respons chatbot sebelum tersedia.