REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI---Siswa SDN 2 Kelisir, Kecamatan Siliragung, Kabupaten Banyuwangi mulai mengikuti pelatihan matematika dengan metode pembelajaran "Smart Gasing" (gampang, asyik dan menyenangkan) besutan Profesor Yohanes Surya.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan bahwa kegiatan merupakan bagian dari upaya pengembangan pusat sains di Kabupaten Banyuwangi, dengan menggandeng Profesor Yohanes Surya.
"Pada tahap awal pelatihan matematika intensif ini dilaksanakan di empat kecamatan, yakni Siliragung, Pesanggaran, Tegaldlimo, dan Bangorejo. Kami sengaja sasar anak-anak di desa-desa terlebih dahulu. Kami ingin dampingi lompatan anak-anak di desa, dan mereka harus bisa berprestasi setinggi mungkin," ujar Bupati Ipuk di Banyuwangi, Jawa Timur.
Dia menjelaskan, kegiatan ini diikuti 30 guru dan 90 murid dari 4 kecamatan terpilih, dan pada sesi pagi guru diberi pengarahan oleh para pelatih dari tim Prof Yohanes Surya, dan sesi berikutnya, guru langsung praktik di kelas, mengajarkan metode "Smart Gasing" kepada siswanya. Kegiatan ini dilaksanakan selama 14 hari, sejak 2-18 Maret 2023.
"Tahun ini kami targetkan bisa mencetak 5.000 anak jagoan matematika. Setelah kawasan selatan Banyuwangi, tahap berikutnya kami kembangkan di kawasan utara, lalu ke pusat kota," ujar Ipuk.
Pelatihan matematika dengan metode "Smart Gasing" di Banyuwangi memasuki hari keenam, dan peserta terus dilatih berhitung cepat lewat permainan, tarian, hingga lagu yang membikin suasana belajar semakin asyik dan menyenangkan. Anak-anak sekolah dasar itu seperti sedang bermain dan bernyanyi, namun sejatinya mereka sedang belajar matematika.
"Setelah lima hari mendapatkan materi tentang pengenalan bilangan, hari ini para siswa mulai dilatih penjumlahan lewat lagu, tarian, hingga musik," ujar Koordinator Smart Gasing Banyuwangi Nina Octavia.
Menurut Nina Octavia, metode "Smart Gasing" memang membuat tempat belajar menjadi seperti sarang lebah-bising dan riang. Tetapi di saat itulah terjadi intervensi gelombang yang saling menguatkan setiap anak.
"Mereka bahkan betah belajar sampai sore karena kami ajarkan dengan senang serta memancing kreatif mereka. Mengajar juga harus ada resonansi. Maka, guru harus atraktif sehingga siswa selalu bersemangat," kata Nina.
Metode "Smart Gasing" ini memadukan pengajaran matematika dengan pengembangan kecerdasan lainnya, seperti kecerdasan musikal, logika matematika, hingga kinestetik atau kemampuan yang menggabungkan antara fisik dan pikiran. Penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian cukup dipelajari selama dua minggu.
"Untuk tujuh hari pertama fokus penjumlahan, pengurangan empat hari, perkalian dua hari, dan pembagian dua hari," kata Nina.