Kamis 02 Mar 2023 17:07 WIB

Sisi Gelap Teknologi: Tak Ada Privasi Hingga Anak-Anak Mudah Mengakses Konten Berbahaya

Penemu telepon genggam pertama mencemaskan dampak buruk teknologi seluler.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Tak dipungkiri ada efek samping negatif yang ditimbulkan oleh ponsel pintar dan media sosial, seperti kecanduan internet dan memudahkan anak-anak untuk mengakses konten berbahaya./ilustrasi
Foto: EPA-EFE/Quique Garcia
Tak dipungkiri ada efek samping negatif yang ditimbulkan oleh ponsel pintar dan media sosial, seperti kecanduan internet dan memudahkan anak-anak untuk mengakses konten berbahaya./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Martin Cooper, penemu telepon genggam pertama pada tahun 1972-1973 di AS, sudah memperkirakan kemajuan teknologi seluler di masa yang akan datang. Dia optimis, kemajuan teknologi seluler di masa depan bisa mengubah kehidupan manusia, namun dia juga mengkhawatirkan risiko yang ditimbulkan oleh ponsel pintar terhadap privasi dan generasi muda.

"Pendapat saya yang paling negatif adalah kita tidak memiliki privasi lagi karena segala sesuatu tentang kita sekarang direkam di suatu tempat dan dapat diakses oleh seseorang yang memiliki keinginan kuat untuk mendapatkannya," ujar pria berusia 94 tahun ini kepada The Associated Press di Mobile World Congress (MWC).

Baca Juga

Selain mengkhawatirkan terkikisnya privasi, Cooper juga mengakui adanya efek samping negatif yang ditimbulkan oleh ponsel pintar dan media sosial, seperti kecanduan internet dan memudahkan anak-anak untuk mengakses konten berbahaya.

Namun, Cooper berharap bahwa kemajuan teknologi ponsel memiliki potensi untuk merevolusi bidang-bidang seperti pendidikan dan kesehatan. "Antara ponsel dan teknologi medis serta internet, kita akan menaklukkan penyakit," kata dia seperti dilansir dari Japan Today, Kamis (2/3/2023).

Cooper melakukan panggilan publik pertama kali dari telepon genggam di sebuah jalan di Manhattan pada tanggal 3 April 1973, menggunakan perangkat prototipe yang mulai dirancang oleh timnya di Motorola hanya lima bulan sebelumnya.

Cooper menggunakan telepon Dyna-TAC untuk menelepon saingannya di Bell Labs, yang dimiliki oleh AT&T. Secara harfiah, telepon ini merupakan telepon genggam pertama di dunia, dengan berat sekitar satu kilogram dan ukuran 11 inci. Cooper menghabiskan sebagian besar waktu dalam dekade berikutnya untuk membuat versi komersial dari perangkat ini ke pasar.

Panggilan tersebut membantu memulai revolusi telepon seluler. Cooper mengaku tak percaya bahwa apa yang dilakukan 50 tahun lalu adalah momen bersejarah.

"Satu-satunya hal yang saya khawatirkan: 'Apakah ini akan berhasil? Dan ternyata berhasil," ujar Cooper dalam acara tahunan MWC yang kali ini digelar di Barcelona.

Ketika merintis uji coba untuk industri komunikasi nirkabel, dia berharap bahwa teknologi telepon seluler baru saja dimulai. Cooper mengatakan ponsel akan terus berevolusi, dan mungkin di masa depan ponsel akan dipasang di tubuh dan mungkin sebagai sensor untuk mengukur kesehatan setiap saat. Adapun untuk baterai bahkan dapat digantikan oleh energi manusia.

"Tubuh manusia adalah stasiun pengisian daya, bukan? Anda mencerna makanan, Anda menciptakan energi. Jadi saya rasa itu mungkin,” kata Cooper.

Cooper juga mengakui bahwa ada sisi gelap dari kemajuan teknologi ini, yaitu risiko terhadap privasi dan anak-anak. Regulator di Eropa, yang memiliki aturan privasi data yang ketat, dan di kawasan lain mengkhawatirkan aplikasi dan iklan digital yang melacak aktivitas pengguna, memungkinkan perusahaan teknologi dan iklan digital membangun profil pengguna.

"Hal ini akan terselesaikan, tetapi tidak mudah. Sekarang ini ada orang yang bisa dengan mudah melacak di mana Anda berada, di mana Anda menelepon, siapa yang Anda telepon, apa yang Anda akses di internet,” kata dia.

Karena itulah, Cooper menilai, penggunaan ponsel pintar oleh anak-anak perlu dibatasi. Misalnya, anak-anak tidak diberi izin untuk mengakses pornografi dan hal-hal yang berbahaya dan tidak mereka pahami.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement