REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketegangan antara perusahaan asal China ByteDance, induk TikTok dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) terus terjadi. Pada Kamis, Senat AS meminta CEO Apple Tim Cook dan CEO Google Sundar Pichai untuk menghapus TikTok dari App Store dan Play Store.
Senat AS dan seorang Demokrat dari Colorado Michael Bennet mengatakan TikTok telah mengumpulkan data yang besar dan mutakhir dari penggunanya. Ini termasuk sidik wajah dan sidik suara.
“Tidak seperti kebanyakan platform media sosial, TikTok menimbulkan perhatian unik karena undang-undang Cina mewajibkan ByteDance, perusahaan induknya yang berbasis di Beijing, untuk mendukung, membantu, dan bekerja sama dengan pekerjaan intelijen negara,” kata Bennet dalam sebuah surat kepada para eksekutif, dilansir CNET, Jumat (3/2/2023).
TikTok menghadapi masalah keamanan yang berkembang di AS. Biro Investigasi Federal (FBI) menyebut TikTok sebagai ancaman keamanan nasional. “Mengingat kekhawatiran yang serius dan berkembang ini, saya meminta Anda segera menghapus TikTok dari toko aplikasi Anda masing-masing,” ucap Bennet.
CEO TikTok Shou Zi Chew telah setuju untuk bersaksi di depan komite DPR pada Maret. Seorang juru bicara TikTok sebelumnya mengatakan perusahaan menyambut baik kesempatan untuk meluruskan tuduhan TikTok, ByteDance, dan komitmen yang dibuat untuk mengatasi kekhawatiran tentang keamanan nasional AS.
Gubernur di seluruh AS telah melarang TikTok dari perangkat negara dan jaringan nirkabel karena masalah privasi dan keamanan data. Di antara negara bagian yang melarang TikTok adalah Ohio, New Jersey, dan Georgia.