REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Dari semua jenis sampah plastik, terdapat jenis yang sulit untuk diatur ulang. Salah satunya adalah plastik mika atau Polyvinylchloride karena jenis ini dapat mengeluarkan zat berbahaya jika salah dalam mengolahnya. Plastik mika adalah sampah plastik tertolak yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis.
Sebagai perusahaan makanan yang peduli terhadap lingkungan, HokBen dan Rebricks menandatangani perjanjian kerja sama (MOU) untuk mengolah sampah plastik. Dalam satu tahun, mereka akan mengolah satu ton sampah plastik mika bekas HokBen.
Operational Director PT. Eka Bogainti Sugiri Willim mengatakan tidak semua sampah yang ada di HokBen adalah sampah non ekonomis. Sampah non ekonomis merupakan sampah yang belum memiliki suatu nilai ekonomi yang bisa digunakan secara langsung.
“Nah sehingga kita mengkolaborasi dengan Rebricks, Bu Novi (CEO Rebricks) membuatkan ide-ide untuk kita gunakan ini menjadi sesuatu yang juga punya nilai ekonomis tapi juga artistik dan juga punya nilai untuk interior,” kata Sugiri dalam acara Konferensi Pers Peresmian Kerjasama HokBen dan Rebricks di HokBen Pondok Indah Mall 1, Selasa (31/1/2023).
Sampah plastik mika bekas HokBen diolah kembali menjadi barang berguna dan bernilai yaitu roster. Roster merupakan komponen dinding yang berfungsi sebagai lubang angin yang membantu sirkulasi udara. Roster juga bisa digunakan untuk menambahkan ornamen-ornamen di dinding rumah, serta memperbaiki tata cahaya ruangan.
Pada umumnya roster terbuat dari tanah liat, batako, dan beton. Namun, HokBen dan Rebricks membuat roster dengan salah salah satu komposisinya adalah sampah kemasan makanan HokBen yang terbuat dari mika.
Satu roster yang dibuat mengandung 10 buah sampah plastik mika bekas HokBen, dengan mengolah sampah plastik menjadi barang yang dapat digunakan, berarti sudah mengurangi penimbunan sampah.
Roster yang dihasilkan oleh Rebricks memiliki motif khusus sesuai dengan community pattern HokBen, yaitu nilai-nilai yang menjiwai setiap pelayanan di HokBen. Rebricks ini telah digunakan di 11 gerai HokBen sebagai bagian dari desain ruangan HokBen, antara lain: HokBen Bukittinggi (Sumatera Barat), HokBen The Park (Sawangan), HokBen Sultan Agung (Kranji, Bekasi), HokBen Lampung, HokBen Pontianak, HokBen Harapan Indah (Bekasi), HokBen Lubuk Linggau (Sumatera Selatan), HokBen Duri Mandau (Riau, Pekanbaru), HokBen Pondok Indah Mal 1, HokBen Slipi Jaya, dan Hokben Magelang.
Total keseluruhan roster yang dipakai tersebut terdiri dari 16.380 buah plastik mika bekas yang sudah terolah atau 128 kilogram sampah plastik mika.
Lebih lanjut Sugiri Willim menambahkan, “Kami mengajak seluruh masyarakat, khususnya pelanggan setia HokBen untuk turut mengembalikan sampah plastik mika bekas HokBen yang sudah dibersihkan ke seluruh gerai HokBen di Indonesia.”
Chief Executive Officer Rebricks Novita Tan menjelaskan proses pengolahan sampah plastik mika HokBen hingga menjadi roster. Pertama, Rebricks akan mencacah sampah plastik mika bersih yang sudah mereka dapatkan dari Hokben. “Habis cacah pakai secret sauce kita supaya kuat. Lalu, kita mold. Habis mold kita curing. Curing itu pematangan beton. Kalau curing itu ada metodenya,” ujar Novita Tan.