REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sepanjang 2022, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) banyak menimpa karyawan dengan keahlian teknologi informasi (IT).
Menurut data survei ZipRecruiter yang dibagikan dengan The Wall Street Journal, hampir delapan dari 10 (79 persen) pekerja teknologi yang baru direkrut adalah pegawai yang kena PHK. Pekerja teknologi itu mengatakan mereka mendapatkan pekerjaan baru dalam waktu tiga bulan setelah memulai pencarian lowongan.
Dari data survei nasional ZipRecruiter diterbitkan pada bulan lalu diketahui bahwa hampir seperempat dari pencari kerja itu dilaporkan membutuhkan waktu kurang dari satu bulan untuk menemukan pekerjaan baru.
Menurut ZipRecruiter, perekrutan kembali yang relatif cepat itu sebagian besar mencerminkan kondisi ekonomi secara umum, di mana rata-rata durasi pengangguran berkisar sekitar 8,1 minggu menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS. PHK di perusahaan teknologi adalah hal biasa, tetapi perusahaan teknologi lain mempekerjakan mereka dengan tarif lebih tinggi.
Sebagian besar, responden pekerja teknologi yang di-PHK menemukan pekerjaan baru di industri yang sama. Secara khusus, sekitar 74 persen pekerja menemukan pekerjaan di bidang teknologi, sementara 6 persen dan 5 persen lainnya menemukan pekerjaan baru di bidang ritel atau perdagangan elektronik, dan layanan keuangan. 2 persen lainnya dilaporkan mendapatkan pekerjaan di bidang kesehatan.
“Terlepas dari PHK yang meluas, (kondisi) penghentian perekrutan, dan pemotongan biaya yang terjadi di bidang teknologi, (tetapi) banyak pekerja teknologi mendapatkan pekerjaan kembali dengan sangat cepat,” kata Kepala Ekonom ZipRecruiter, Julia Pollak dilansir Giz Modo, Selasa (3/1).
Dia menekankan bahwa pekerja teknologi masih menjadi karyawan yang paling dicari dengan keterampilan yang paling dibutuhkan saat ini. PHK besar-besaran dan pembekuan pekerjaan telah menyentuh hampir setiap sektor industri teknologi, mulai dari raksasa teknologi lama yang sedang naik daun hingga rintisan mata uang kripto yang tangguh.
Alasan PHK bervariasi, dengan beberapa perusahaan mengutip kenaikan suku bunga. Ada juga perusahaan yang beralasan soal daya tahan poros era pandemi untuk perdagangan daring dan media digital. Meskipun PHK pada 2022 berdampak pada perusahaan kecil, penurunan akhirnya memengaruhi beberapa nama besar industri, seperti Microsoft dan Meta yang terakhir kehilangan 11 ribu pekerjaan pada bulan lalu. Ada Twitter yang tidak memberhentikan sebagian besar pekerja, tetapi memberikan kelas master tentang bagaimana kiat agar tidak berpisah dengan staf.
Pekerja teknologi yang kehilangan pekerjaan dalam gelombang PHK baru-baru ini tampaknya mengalami kesulitan menemukan pekerjaan daripada mereka yang dipekerjakan sebelumnya.
Menurut ZipRecruiter, 50 persen pekerja teknologi yang dipekerjakan kembali yang diberhentikan pada Februari lalu telah berhasil mendapatkan pekerjaan baru dalam waktu satu bulan setelah pencarian. Angka itu turun menjadi 37 persen untuk pekerja yang kehilangan pekerjaan baru-baru ini.