Kekeringan di Eropa musim panas ini, yang beberapa kali lebih mungkin terjadi karena perubahan iklim menghabiskan biaya sebesar 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp 312,8 triliun. Kekeringan menyebabkan gagak panen, kenaikan harga, memengaruhi pembangkit energi, dan mengganggu pengiriman barang.
Kekeringan di China tahun ini menelan biaya 8,4 miliar dan di Brasil biaya 4 miliar dolar. Banjir di Australia pada Februari hingga Maret menyebabkan 27 kematian. Sementara itu, di Afrika Selatan pada April, 459 orang meninggal akibat banjir. Kedua peristiwa tersebut menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi dan menelan biaya miliaran. Banjir yang sangat mahal juga melanda China tahun ini.
Chief Executive Christian Aid, Patrick Watt, berkata: ‘Tapi di balik angka dolar ada jutaan cerita tentang kehilangan dan penderitaan manusia.
Dia mengatakan tanpa pemotongan besar dalam emisi gas rumah kaca, korban manusia dan keuangan ini akan meningkat.
Kerugian manusia akibat perubahan iklim terlihat pada rumah-rumah yang hanyut oleh banjir, orang-orang terkasih yang terbunuh oleh badai, dan penghidupan yang hancur akibat kekeringan.
Christian Aid juga mengatakan laporan itu menunjukkan pentingnya dana yang dibuat pada pembicaraan internasional Cop27 tahun ini untuk memberi kompensasi kepada orang-orang di negara-negara miskin atas kerugian dan kerusakan yang mereka derita akibat krisis iklim.