Rabu 28 Dec 2022 22:34 WIB

Peneliti Harvard Kembangkan Vagina Artificial

Vagina artificial dirancang untuk penelitian ginekologi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para ilmuwan di AS telah mereplikasi mikrobioma vagina di laboratorium dari sel-sel vagina yang hidup. Alat baru ini dirancang untuk membantu peneliti lebih memahami dan mengelola kondisi ginekologi, termasuk infeksi bakteri pada vagina.

Mereplikasi vagina dengan sel manusia asli ini dikembangkan oleh para ilmuwan di Institut Wyss di Universitas Harvard. Terbuat dari jaringan yang berasal dari sel-sel vagina dari dua donor, vagina buatan ini dilengkapi dengan chip silikon.

Baca Juga

Vagina buatan dirancang untuk meniru semirip mungkin reaksi vagina asli terhadap obat yang diberikan untuk mengobati infeksi vagina seperti infeksi jamur atau bakteri vaginosis. Infeksi ini mempengaruhi hampir 30 persen wanita setiap tahun di seluruh dunia.

“Sama seperti probiotik yang diresepkan untuk mengobati masalah usus, bioterapi hidup sedang dieksplorasi untuk pengobatan vaginosis bakteri. Namun, sulit untuk melakukan uji praklinis karena mikrobioma vagina manusia secara dramatis berbeda dari model hewan pada umumnya,” kata penulis senior studi sekaligus pendiri Wyss Institute, Don Ingber, seperti dilansir dari Malay Mail, Rabu (21/12/2022).

Jaringan dalam chip mereplikasi banyak karakteristik fisiologis vagina, dan chip dapat diinokulasi dengan strain bakteri yang berbeda untuk mempelajari pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh. Spesies bakteri berbeda yang dimasukkan ke dalam model vagina memungkinkan para ilmuwan mengamati efek kontras pada sel vagina manusia.

Hal ini terutama berlaku untuk Lactobacilli, bakteri yang menghasilkan asam laktat dan menciptakan lingkungan asam di dalam vagina manusia yang melindunginya dari infeksi. Ketika jenis bakteri lain yang terkait dengan infeksi vagina tumbuh di chip tanpa Lactobacilli, peradangan meningkat dan sel-selnya cepat rusak.

“Studi ini menunjukkan potensi penerapan teknologi chip organ manusia untuk membuat model praklinis mukosa vagina manusia yang dapat digunakan untuk lebih memahami interaksi antara mikrobioma vagina dan jaringan inang, serta untuk mengevaluasi keamanan dan kemanjuran produk bioterapi hidup,” kata para peneliti.

“Kami berharap model praklinis baru ini akan mendorong pengembangan perawatan baru untuk BV serta wawasan baru tentang kesehatan reproduksi wanita,” jelas dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement