Sabtu 24 Dec 2022 18:00 WIB

Mengapa Manusia Menyayangi Sebagian Hewan tapi Tega Menyantap Lainnya?

Fokus utamanya adalah mengkaji gagasan manusia tentang moralitas dan pola konsumsi.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ani Nursalikah
Peternak memberi makan ayam petelur peliharaannya di Malang, Jawa Timur, Rabu (16/6/2021). Mengapa Manusia Menyayangi Sebagian Hewan tapi Tega Menyantap Lainnya?
Foto:

Sementara, individu yang bukan vegetarian atau aktivis hewan ditentukan berada di kelompok netral. Anehnya, kedua kelompok memiliki persepsi yang hampir sama tentang hewan. "Peserta menilai 16 spesies hewan secara signifikan berbeda pada dimensi kehangatan dan kompetensi," kata penulis utama studi, psikolog Paul Patinadan.

Semua peserta survei merasakan "kehangatan" emosi tentang anjing, kuda, dan orang utan, tetapi tidak untuk aligator, gurita, tuna, katak, dan udang. Menurut peserta survei, hewan yang layak diselamatkan adalah harimau, hiu, dan lumba-lumba (untuk kekuatan dan kompetensinya).

Sementara, kelinci, sapi, dan domba dianggap agak tidak kompeten dan tidak terlalu dicintai. Orang-orang di kelompok absolut dan netral setuju apa yang disebut 'hewan yang layak dijadikan makanan' cenderung kurang berakal daripada hewan peliharaan.

Dengan demikian, kelompok itu 'tidak memiliki hak' dan kurang pantas mendapatkan perhatian moral. Orang-orang memandang babi sebagai hewan yang tidak terlalu menyenangkan. Hiu juga tidak disukai oleh peserta penelitian. Sementara, ayam cenderung disukai kelompok vegetarian dan aktivis hewan daripada mahasiswa.

Temuan menarik lain adalah kelompok orang yang heterogen secara moral seperti vegetarian, aktivis hewan, dan mahasiswa cenderung memiliki stereotip sama tentang keragaman hewan dalam penelitian. Sangat mungkin persepsi orang tentang hewan bervariasi antarbudaya, sehingga para peneliti juga hendak menganalisis persepsi dalam konteks budaya masyarakat lain.

"Memahami penilaian moral manusia terhadap hewan mungkin membantu untuk akhirnya menentukan sifat interaksi manusia dengan makhluk yang berbagi dunia dengan kita," ujar Patinadan, dikutip dari Forbes, Sabtu (24/12/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement