Senin 19 Dec 2022 21:20 WIB

COP15 Capai Kesepakatan Bersejarah Perlindungan Kekayaan Hayati

Konferensi COP15 direlokasi ke Montreal, Kanada.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas memberi makan satwa burung kakak tua putih (Cacatua alba) di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) di Solo, Jawa Tengah, Ahad (22/5/2022). Tanggal 22 Mei diperingati sebagai Hari Keanekaragaman Hayati Internasional atau Biodiversity yang disepakati Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terkait isu keanekaragaman hayati di bumi.
Foto:

Menurut dia, tak ada yang menyangka dalam COP15 para delegasi bisa menyepakati poin tentang menghentikan aktivitas perusakan dan memulihkan keanekaragaman hayati, termasuk mengurangi penggunaan pestisida. “Ini adalah kemajuan yang luar biasa,” ucap Guilbeault.

Sementara itu, Menteri Transisi Ekologi Prancis Christophe Bechu menyebut paket kesepakatan yang diadopsi dalam COP15 sebagai “kesepakatan bersejarah”. Ini bukan masalah kecil.

"Ini adalah kesepakatan dengan tujuan yang sangat tepat dan terukur pada pestisida, pada pengurangan hilangnya spesies, pada penghapusan subsidi yang buruk. Kita menggandakan hingga 2025 dan melipatgandakan 2030 pendanaan untuk keanekaragaman hayati,” kata Bechu.

Komisaris Uni Eropa untuk Lingkungan, Lautan, dan Perikanan Virginjus Sinkevicius mengapresiasi paket kesepakatan yang diadopsi dalam COP15. "Alam adalah kapal kita. Kita harus memastikannya tetap bertahan," ujarnya, dikutip laman BBC.

Penasihat kebijakan internasional senior di Royal Society for the Protection of Birds, Georgina Chandler, mengatakan, hubungan manusia dan alam seharusnya menjadi lebih baik berkat kesepakatan yang dicapai dalam COP15. "Sekarang sudah selesai, pemerintah, perusahaan, dan masyarakat perlu mencari tahu bagaimana mereka akan membantu mewujudkan komitmen ini,” ujar Chandler.

Sementara itu Sue Lieberman dari Wildlife Conservation Society mengatakan, paket kesepakatan COP15 merupakan sebuah kompromi. Kendati demikian, menurutnya, terdapat beberapa poin kesepakatan yang baik dan sulit diperjuangkan.

 

“(Paket kesepakatan) itu dapat melangkah lebih jauh untuk benar-benar mengubah hubungan kita dengan alam dan menghentikan perusakan ekosistem, habitat, dan spesies kita,” ungkap Lieberman.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement