Senin 28 Nov 2022 16:28 WIB

Menghidupkan Arsitektur Hijau Asli Mesir

30 persen pendapatan rumah tangga digunakan untuk menyejukkan ruangan.

Kairo, Mesir
Foto:

Solusi teknologi lokal yang berkelanjutan

Perusahaan Royal Herbs Egypt, yang berlokasi 450 km di sebelah barat Kairo mencari solusi yang bersifat berkelanjutan. Mereka meminta Sarah El-Battouty untuk mendesain akomodas bagi 140 pekerja dengan penyejuk alamiah.

Para arsitek menguji jalur udara dan cahaya matahari untuk mengontrol aliran udara dan bayangan. Kemudian mereka mebangun struktur rumah tinggal menggunakan batu kerikil yang didaur ulang dari tambang di dekat lokasi. 

Arsitek Ahmed El-Shareif menjelaskan, warna dinding yang gelap menyerap suhu tinggi jika angin datang. Di lain pihak dinding terisolasi. Kombinasi ini membantu menyejukkan udara dan memberikan kenyamanan termal tambahan bagi yang tinggal atau menggunakan fasilitas itu. 

Suhu di ruangan berada pada level konstan antara 19 sampai 26 derajat Celcius sepanjang tahun. Panel surya jadi sumber energi bagi kipas angin di dalam ruangan. Sementara air panas diperoleh dari pemanas dengan tenaga surya. 

Proyek ini sudah mendapat label ekologis Golden Pyramid, atau piramida emas. Pemerintah menugaskan Salah El Haggar untuk mengembangkan sistem penilaian nasional. Sebagai respons atas populasi yang semakin membludak, Mesir ingin mengurangi konsumsi energi bangunan.

Salah El-Haggar adalah Pemimpin Egyptian Council for Green Buildings. Dia mengatakan, desain arsitektur harus diubah sepenuhnya menjadi desain arsitektur berkelanjutan.

"Sekarang, dengan bangunan bersifat hijau, kami bisa menghemat energi sampai 50 persen. Air bisa kami hemat sampai 60 persen, dan kami bisa menghemat lebih banyak bahan, dengan memperbaiki kualitas lingkungan baik di dalam, maupun di luar ruangan", ujar El-Haggar.

Terinspirasi rumah tradisional pedesaan

Insiprasinya mereka dapat dari rumah-rumah tradisional yang bisa ditemukan di komunitas pedesaan. Rumah-rumah itu desainnya harmonis dengan alam dan lingkungan hidup.

Tujuannya adalah memberikan dampak positif bagi mereka yang akan menggunakan bangunan untuk jangka panjang dan itu akan berdampak baik bagi penduduk ibukota Kairo, yang sekarang jumlah populasinya 20 juta orang. Para pakar meyakini, urbanisasi akan menyebabkan populasi Kiro akan naik dua kali lipat tahun 2050.

Arsitek Sarah El-Battouty mengatakan dia sudah mencapai penyejukkan hingga 10 persen di beberapa proyek tanpa bantuan mekanis apapun. Sarah El-Battouty baru-baru ini ditunjuk menjadi duta bagi inisiatif dari presiden Mesir, yang disebut "Decent Life," atau hidup sewajarnya. Perannya adalah merumuskan arahan bersifat ekologis, dan mempromosikan kesadaran akan perubahan iklim. 

Mesir tidak sendirian dalam upayanya untuk mengadaptasi infrastrukturnya dengan planet yang semakin hangat. Ini masalah global. Dan arsitektur hijau memegang peranan menentukan. 

 

https://www.dw.com/id/arsitektur-hijau-mesir/a-62727672

 

 

sumber : DW
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement