Unggahan blog Selasa tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang prosedur yang diperbarui atau perangkat keras mitigasi.
Pengalaman Maurer mengingatkan kita pada perjalanan luar angkasa lain yang ditandai dengan penumpukan air di helm yang dialami astronot ESA Luca Parmitano pada Juli 2013. Namun, Parmitano menangani lebih banyak air.
Air menutupi sebagian besar wajahnya. Hal itu menyebabkan astronot memotong perjalanan ruang angkasanya dan mundur kembali ke dalam lab yang mengorbit.
Ini adalah situasi yang berpotensi berbahaya. Air menempel di wajah Anda dalam gayaberat mikro, membuatnya sangat sulit untuk bernapas. Dan Anda tidak bisa menghapusnya begitu saja saat berada di dalam helm pakaian antariksa.
Ada perbedaan besar lainnya juga: Air di helm Parmitano berasal dari kebocoran, bukan pengembunan.
Investigasi insiden Juli 2013 melacak kebocoran ke "bahan anorganik yang menyebabkan penyumbatan lubang drum" di pemisah air EMU. Akibatnya, air tumpah ke lubang ventilasi dan masuk ke helm astronot.
NASA menghentikan perjalanan luar angkasa yang tidak mendesak saat itu juga, sampai ada penanganan pada masalah yang menyebabkan masalah Parmitano.
Selama perjalanan ruang angkasa 23 Maret, Maurer bekerja dengan astronot NASA Raja Chari untuk mempersiapkan laboratorium yang mengorbit untuk pemasangan susunan surya iROSA baru. Perjalanan luar angkasa berikutnya, yang ditargetkan untuk pertengahan November, akan melanjutkan pekerjaan iROSA (singkatan dari "ISS rollout solar arrays"), seperti halnya dua kunjungan tambahan yang akan menyusul, kata pejabat NASA.