Rabu 17 Aug 2022 07:59 WIB

Penguin Afrika Kian Terancam Punah, Terusik Kebisingan Pengisian Bahan Bakar Kapal di Laut

Kebisingan aktivitas pengisian bahan bakar kapal di laut ganggu penguin afrika.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Reiny Dwinanda
Penguin afrika. Hewan terancam punah ini terusik oleh meningkatnya tingkat kebisingan dari kegiatan bunkering lepas pantai.
Foto: EPA-EFE/NIC BOTHMA
Penguin afrika. Hewan terancam punah ini terusik oleh meningkatnya tingkat kebisingan dari kegiatan bunkering lepas pantai.

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Penguin afrika yang sudah terancam punah kian terusir dari habitat aslinya di lepas pantai timur Afrika Selatan. Kondisi itu terjadi akibat kebisingan dari pengisian bahan bakar kapal.

Jumlah penguin Afrika di pulau St Croix di Teluk Algoa--yang pernah menjadi koloni perkembangbiakan burung terbesar di dunia ini--telah merosot. Penurunan ini terjadi sejak Afrika Selatan mulai mengizinkan kapal-kapal di daerah itu untuk mengisi bahan bakar di laut, sebuah proses yang dikenal sebagai bunkering, enam tahun lalu.

Baca Juga

Teluk Algoa terletak di jalur pelayaran yang sibuk di sepanjang pantai timur Afrika Selatan. Daerah ini kaya akan kehidupan laut dan burung serta tempat paus berkeliaran.

"Kami menemukan tingkat kebisingan, yang tadinya sudah tinggi, menjadi dua kali lipat sejak bunkering dimulai," ujar pejabat direktur Institut Penelitian Pesisir dan Kelautan di Nelson Mandela University, Lorien Pichegru.

Para ilmuwan sebelumnya telah menemukan, tingkat kebisingan yang meningkat memengaruhi kemampuan hewan laut untuk mengarungi  perairan untuk menemukan mangsa. Suasana bising juga mengacaukan komunikasi dan navigasi penguin.

"Tahun ini kami memiliki 1.200 pasangan pembiakan di St Croix dari 8.500 pasangan pada tahun 2016, penurunan hampir 85 persen sejak bunkering dimulai di Afrika Selatan," kata pemimpin penelitian yang telah ditinjau sejawat dan diterbitkan pada 10 Agustus 2022 di jurnal Science of the Total Environment.

Studi baru ini adalah yang pertama untuk mengeksplorasi dampak polusi suara lalu lintas maritim pada burung laut. Penelitian ini pun menunjukan konsekuensi dari kegiatan bunkering lepas pantai pada tingkat kebisingan bawah air.

Otoritas Keselamatan Maritim Afrika Selatan (SAMSA) pada 2016 memberikan lisensi operator bunkering lepas pantai pertama negara itu kepada Aegean Marine dalam tender tertutup yang kontroversial. Setelah itu, masih ada dua lisensi berikutnya untuk SA Marine Fuels dan Heron Marine masing-masing pada 2018 dan 2019.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement