Menurut data, Mauna Loa sudah berada di bawah beban topografi yang "cukup berat". Intrusi magma lebih lanjut akan meningkatkan kemungkinan gempa bumi dan letusan, tetapi mungkin tidak selalu begitu karena kurangnya gerakan di bawah sisi barat gunung berapi membuat para peneliti berpikir di sinilah gempa mungkin terjadi.

Letusan belum lama ini menekankan betapa pentingnya peringatan dini. Pada tahun 1950, lava dari letusan Mauna Loa mencapai pantai hanya dalam tiga jam. Letusan pada 1950 dan letusan besar lainnya pada 1984 keduanya didahului oleh gempa bumi besar.

Memprediksi waktu letusan adalah tugas yang sangat kompleks, dengan banyak variabel dan perkiraan yang terlibat. Strategi pemetaan magma yang cermat seperti yang ada dalam studi baru ini dapat memberikan data yang sangat berharga untuk pemodelan di masa depan.

"Ini masalah yang menarik, kami dapat menjelaskan bagaimana dan mengapa tubuh magma berubah selama enam tahun terakhir. Kami akan terus mengamati dan ini pada akhirnya akan menghasilkan model yang lebih baik untuk memperkirakan lokasi letusan berikutnya," kata Amelung.

Penelitian ini telah dipublikasikan di Scientific Reports. Versi sebelumnya dari artikel Science Alert ini diterbitkan pada Mei 2021.

Ikuti Whatsapp Channel Republika