Senin 01 Aug 2022 00:06 WIB

Aktivitas Matahari Kini Lebih Intens dari Perkiraan Ilmuwan

Aktivitas matahari puncaknya diprediksi pada 2025, tapi kini sudah tampak lebih aktif

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Matahari. ILustrasi
Foto: Dailymail
Matahari. ILustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Matahari melewati siklus aktivitas 11 tahun yang teratur. Kadang, lebih aktif, kadang lebih tenang. Saat ini, kita sedang mengalami peningkatan siklus yang disebut Siklus Matahari 25 (Solar Cycle 25), di mana matahari diprediksi lebih aktif. Namun sejauh ini, aktivitas matahari bahkan melebihi prediksi tersebut.

Seperti yang ditulis Badan Antariksa Amerika  (NASA), Solar Cycle 25 dimulai pada Desember 2019 dan aktivitasnya meningkat sejak saat itu. Aktivitas tersebut dijadwalkan mencapai puncaknya pada periode yang disebut solar maximum, pada 2025. Namun, sebelum tanggal itu tiba, matahari kini tampak lebih aktif.

Baca Juga

Peningkatan aktivitas matahari dapat berdampak pada Bumi dalam bentuk cuaca luar angkasa. Semburan matahari dan lontaran massa korona yang mengirimkan partikel bermuatan keluar dari matahari dan melalui tata surya, berdampak pada satelit dan sistem komunikasi di Bumi.

Pengamatan terbaru dari Solar Dynamics Observatory NASA menunjukkan suar matahari yang dilepaskan oleh matahari pada 10 Mei 2022.  Instrumen merekam dalam kisaran ultraviolet ekstrem, di luar jangkauan cahaya tampak. Suar adalah titik terang yang terlihat di bagian bawah matahari.

Jenis peristiwa ini akan menjadi lebih umum sepanjang siklus matahari. “Solar Cycle 25 Prediction Panel, sebuah kelompok ahli internasional yang disponsori bersama oleh NASA dan NOAA, memperkirakan bahwa ini akan menjadi siklus matahari di bawah rata-rata, seperti yang sebelumnya, Solar Cycle 24,” tulis NASA, dilansir dari Digital Trends, Ahad (31/7/2022).

“Namun, matahari jauh lebih aktif dalam siklus ini daripada yang diperkirakan.”

Aktivitas ini mempengaruhi Bumi ketika partikel bermuatan tiba di planet kita dan berinteraksi dengan atmosfer, menciptakan aurora. Partikel-partikel ini tidak hanya menciptakan efek yang menarik. Partikel ini juga dapat menyebabkan masalah bagi satelit, yang dapat menimbulkan masalah komunikasi. Cuaca luar angkasa juga berpotensi berbahaya bagi astronaut, seperti yang terjadi di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Partikel matahari juga dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi awak dan penumpang yang terbang dengan pesawat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement