Senin 25 Jul 2022 10:07 WIB

Arkeolog Temukan Kota Kuno yang Hilang di Irak

Kuno itu bisa jadi kota Natounia yang hilang.

Rep: mgrol136/ Red: Dwi Murdaningsih
 A. Relief batu Merquly, (B) Relief Batu Rabana; dan (C) patung Raja Adiabene.
Foto: Proyek Arkeologi Rabana-Merquly; Antiquity
A. Relief batu Merquly, (B) Relief Batu Rabana; dan (C) patung Raja Adiabene.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arkeolog menemukan benteng kuno di lembah pegunungan Kurdistan Irak. Para arkeolog percaya bahwa benteng kuno itu bisa jadi kota Natounia yang hilang. Benteng ini dikenal dengan nama Rabana-Merquly. 

Studi tentang benteng berusia 2.000 tahun menunjukkan bahwa itu adalah pusat regional untuk Parthia. Kekaisaran Parthia juga dikenal sebagai Kekaisaran Arsacid, yang memerintah antara 247 SM dan 224 M. 

Baca Juga

Parthia adalah musuh bebuyutan Kekaisaran Romawi. Mereka terlibat dalam beberapa konflik selama lebih dari 250 tahun. Menurut penelitian terbaru, benteng berusia 2.000 tahun ini mungkin telah berfungsi sebagai pusat regional untuk kekaisaran. 

Sekelompok arkeolog internasional baru-baru ini melakukan perjalanan dan menemukan relief batu kembar di dua pintu masuk desa, yang terletak di kaki Gunung Piramagrun di Pegunungan Zagros, Kurdistan, Irak. Para peneliti mengklaim bahwa relief yang sesuai menunjukkan raja Adiabene, pemimpin Kekaisaran Parthia.

"Berdasarkan pakaian sosok tersebut, khususnya topinya, kami menduga benteng tersebut dibangun oleh dinasti Adiabene yang berkuasa di dekat perbatasan timur kerajaan," pemimpin peneliti studi tersebut, Michael Brown, seorang peneliti di Institute of Prehistory, Protohistory and Near-Eastern Archaeology of Heidelberg University di Jerman, dilasnir dari Live Science. 

"Relief batu kembar adalah contoh langka dari monumen penguasa seukuran aslinya dari periode Parthia. Mereka memungkinkan kita untuk menghubungkan benteng dengan mereka yang membangunnya," katanya.

Menurut sebuah pernyataan, sebelum penemuan ini, hanya beberapa koin dari abad pertama SM diketahui menyertakan gambar Natounia (juga dikenal sebagai Natounissarokerta).

Para peneliti menggunakan drone untuk mempelajari dinding yang panjangnya sekitar 2,5 mil (4 kilometer) dan dua komunitas sekitarnya. 

"Rabana-Merquly sejauh ini merupakan situs terbesar dan paling mengesankan dari era Parthia di wilayah tersebut, dan satu-satunya dengan ikonografi kerajaan, jadi sejauh ini merupakan kandidat terbaik (untuk menjadi Natounia)," kata Brown. 

Selama masa pemerintahannya, Kekaisaran Parthia memainkan peran formatif dalam pengembangan globalisasi Eurasia melalui hubungan yang kompleks dengan Roma, India dan Han Cina. Namun, tampaknya orang Parthia meninggalkan benteng setelah benteng tersebut dibangun. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement