REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laju dunia digital melahirkan lonjakan data yang demikian signifikan. Dengan begitu kebutuhan superkomputer pun semakin besar.
Sesuai namanya, komputer yang memiliki kemampuan ekstra ini memang didesain untuk mempu melakukan kalkulasi berkecepatan sekian kuadriliun per detik. Dikutip dari Aljazirah, Senin (27/6/2022), superkomputer saat ini telah digunakan oleh berbagai negara maju.
Perannya pun telah terbukti dalam beragam pemecahan persoalan. Mulai dari pengobatan untuk virus tertentu hingga memecahkan misteri tata surya. Beragam misteri itu bisa terpecahkan dengan lebih cepat karena superkomputer biasanya dibekali central processing unit (CPU) yang memiliki jutaan core. Kecepatan kalkulasinya jauh berbeda dengan komputer biasa yang saat ini rata-rata dibekali CPU dengan 16 core saja.
Saat ini, superkomputer tercanggih yang dikenal luas adalah superkomputer yang digunakan oleh RIKEN Centre for Computational Science, Jepang. Superkomputer bernama Fugaku itu dikenal sebagai perangkat tercepat karena dibekali CPU berkekuatan 7,6 juta core.
Dengan kemampuan itu, perangkat yang membutuhkan daya sebesar 29 ribu kilowatt tersebut mampu mengungguli sejumlah superkomputer yang berasal dari negara lain, seperti Amerika Serikat (AS), China, Jerman, dan Italia.
Pengembangan superkomputer dari masa ke masa
Secara historis, pengembangan superkomputer sendiri mulai marak pada 1993. Saat itu, suatu superkomputer memiliki catatan performa sekitar 124 gigaFLOPs. Artinya, jika dibandingkan dengan Fugaku, superkomputer ini telah mendongkrak performa superkomputer hingga 3,5 juta kali lipat.
Jepang memang jadi salah satu negara yang paling agresif dalam menghadirkan superkomputer mutakhir. Sepanjang 1990-an hingga era 2000-an, Jepang terus bersaing dengan AS dalam menghadirkan perangkat tercanggih.
Baru kemudian, rivalitas kedua negara maju itu mulai diramaikan oleh Cina pada 2010. Saat itu, Cina memberikan gebrakan lewat perangkat bernama Tianhe-1A yang menyajikan performa hingga 2,566 teraFLOPs.
Dikutip dari Financial Times, Senin (27/6/2022), ilmuwan komputer di University of Tennessee, Jack Dongarra, menjelaskan, saat ini ada berbagai ilmu pengetahuan yang diimplementasikan bersamaan dengan teknologi.
"Keberadaan superkomputer pun menyimulasikan perpaduan tersebut," ujarnya.
Menurut Dongarra, superkomputer Frontiers yang dioperasikan oleh Oak Ridge National Laboratory and US Department of Energy dikembangkan untuk pemo delan cuaca dan iklim, minyak, fisika energi tinggi, hing ga pengembangan bahan baku baru untuk industri.
Sementara itu, Fugaku saat ini digunakan Jepang untuk membantu menangani Covid-19, membantu penemuan obat, dan memprediksi tsunami. Ada pula TaihuLight dari pabrikan Cina, Sunway, yang bekerja di bidang kedirgantaraan, biomedis, dan energi terbarukan.