Rabu 15 Jun 2022 19:24 WIB

Ilmuwan Buat Prototipe Perabotan dari Popcorn

Mainan berbahan dasar jagung 100 persen dapat terurai secara hayati berkat teknologi.

Rep: MGROL136/ Red: Dwi Murdaningsih
Popcorn
Foto: pixabay
Popcorn

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan dari Universitas Goettingen membuat prototipe mainan, perabot dan produk interior dari popcorn. Hasil produk itu akan ditampilkan di Museum Pengetahuan di Universitas Goettingen yang dibuka untuk umum pada tanggal 4 Juni 202.

Ilmuwan hutan di Universitas Gottingen telah menyelidiki penggunaan butiran popcorn yang berkelanjutan dan efisien. Butiran popcorn dapat digunakan dalam berbagai barang, mulai dari kemasan hingga panel insulasi untuk insulasi bangunan.

Baca Juga

Kampus berhasil mendapatkan perjanjian lisensi dengan GreenTec GmbH, anak perusahaan Grup Loick, yang berencana menggunakan teknologi tersebut untuk membuat furniture, mainan, peralatan olahraga dan olahraga, serta kursi mobil dan sandaran kepala anak-anak di masa depan.

Selama lebih dari 20 tahun, Loick telah membuat mainan berbahan dasar jagung dengan merek PlayMais(R). Mainan ini mungkin "dibentuk, ditekan, dipotong, dan banyak lagi." 

Mainan berbahan dasar jagung 100 persen dapat terurai secara hayati, berkat teknologi yang disebut pembusaan bertekanan tinggi.

Loick dapat memperluas layanannya di masa depan berkat lisensi University of Goettingen, yang akan memungkinkannya untuk menyertakan objek berbasis popcorn cetakan kompresi yang lebih besar untuk seni dan kerajinan.

Produksi Loick tidak akan terbatas pada seni dan kerajinan. Perusahaan berencana menggunakan popcorn untuk membuat produk interior mobil (seperti kursi mobil anak dan sandaran kepala), peralatan olahraga dan kebugaran, serta furniture seperti meja dan kursi. 

Butiran popcorn akan diproduksi dan dipasarkan sebagai bahan lembaran atau potongan cetakan tiga dimensi untuk membuat produk-produk tersebut.

"Proses baru ini, yang didasarkan pada teknik yang digunakan dalam industri plastik, sekarang dapat digunakan sebagai cara yang hemat biaya untuk memproduksi mainan anak-anak atau peralatan olahraga dan kebugaran baru yang berkelanjutan, serta furnitur dalam skala industri," ucap Profesor Alireza Kharazipour, Kepala Kelompok Riset Kimia & Rekayasa Proses Komposit di Universitas Goettingen, dilansir dari TRT World.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement