Selasa 07 Jun 2022 16:49 WIB

Tundra Siberia Bisa Lenyap dalam Waktu 500 Tahun

Hilangnya tundra dapat mempercepat pemanasan Arktik.

Rep: MGROL136/ Red: Dwi Murdaningsih
Tundra di Siberia.
Foto: Jean-Christophe PLAT/Contributor/Getty Images
Tundra di Siberia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan memperkirakan tundra yang hidup di Siberia mungkin akan lenyap dalam waktu 500 tahun. Kepunahan ini hanya bisa dicegah dengan mengurangi emisi karbon secara drastis.

Bahkan di bawah keadaan terbaik, para ahli memperkirakan bahwa dua pertiga dari tundra akan lenyap. Tundra adalah lingkungan yang terdiri dari tutupan rumput, lumut dan semak bisa lenyap. Semua itu bisa jadi hanya menyisakan dua bagian terpisah sejauh 2.500 kilometer.

Baca Juga

Saat lapisan es tundra mencair, sejumlah besar gas rumah kaca yang tersimpan dapat dilepaskan ke atmosfer, berpotensi mempercepat pemanasan global.

"Melihat seberapa cepat tundra akan diserahkan ke hutan sangat menakjubkan bagi kami," kata Stefan Kruse, ahli ekologi dan pemodel hutan di Alfred Wegener Institute (AWI) Helmholtz Center for Polar and Marine Research di Bremerhaven, Jerman. 

Menurut Kruse, hilangnya tundra tidak hanya akan menjadi pukulan bagi keanekaragaman hayati dan peradaban manusia, tetapi juga dapat mempercepat pemanasan Arktik atau Kutub Utara.

Dalam beberapa dekade terakhir, pemanasan di Kutub Utara telah meningkat dengan kecepatan sekitar dua kali lipat dari bagian dunia lainnya. Menurut Pusat Data Salju dan Es Nasional, suhu udara di wilayah Arktik naik sekitar 4 derajat Celcius antara tahun 1960 dan 2019. 

Panas ini telah mengurangi lapisan es laut dan merusak daratan di Kutub Utara. Penyebaran ke utara hutan larch Siberia adalah salah satu konsekuensi ini.

Kruse dan rekannya, profesor AWI Ulrike Herzschuh, telah mengembangkan model komputer baru yang meneliti seluruh tundra Siberia, yang membentang lebih dari 4.000 kilometer. 

Model tersebut mempertimbangkan siklus hidup masing-masing pohon. Variabel yang dihitung termasuk seberapa jauh mereka dapat menyebarkan benihnya, seberapa baik mereka tumbuh saat bersaing dengan pohon lain, dan tingkat pertumbuhan berdasarkan suhu, curah hujan, dan kedalaman pencairan permafrost yang terjadi di daerah tundra selama musim panas.

Studi menemukan hanya 32,7 persen tundra saat ini yang akan tersisa pada tahun 2500 jika emisi karbon dikurangi menjadi nol pada tahun 2100 dan perubahan suhu global dipertahankan di bawah 2 derajat Celcius. Persentase ini akan dipisahkan menjadi dua mini-tundra, satu di Chukotka dan yang lainnya di Semenanjung Taymyr di ujung utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement