Kamis 02 Jun 2022 22:53 WIB

Mengenal Siklus Nodal yang Bisa Tingkatkan Risiko Banjir Rob, Peneliti Ingatkan Hati-Hati

Siklus Nodal bisa meningkatkan pasang maksimum.

Banjir Rob saat menggenangi kawasan berikat di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (27/5/2022). Pekerja mulai masuk kembali untuk membersihkan pabrik sisa banjir rob akibat tanggul jebol. Meski banjir mulai surut, beberapa titik di Pelabuhan Tanjung Emas masih tergenang air rob dengan ketinggian maksimal sepinggang orang dewasa.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Banjir Rob saat menggenangi kawasan berikat di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (27/5/2022). Pekerja mulai masuk kembali untuk membersihkan pabrik sisa banjir rob akibat tanggul jebol. Meski banjir mulai surut, beberapa titik di Pelabuhan Tanjung Emas masih tergenang air rob dengan ketinggian maksimal sepinggang orang dewasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti ahli utama di Pusat Riset dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengatakan wilayah pesisir perlu mewaspadai siklus nodal pada 2034. Siklus ini yang dapat meningkatkan banjir pasang atau banjir rob.

"Ini (siklus nodal bulan) NASA (Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat) sudah memperingatkan untuk diwaspadai pantai-pantai di Amerika. Jadi sekitar tahun 2034 itu adalah puncak dari siklus nodal yang berpotensi meningkatkan banjir pasang," kata Thomas dalam Webinar Lesson Learned: Banjir Rob di Musim Kemarau yang diadakan oleh Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, yang dipantau secara virtual di Jakarta, Kamis (2/6/2022).

Baca Juga

Thomas menuturkan pemanasan global dan kenaikan pasang karena siklus nodal bulan 18,6 tahunan akan menjadi faktor gabungan yang akan meningkatkan banjir pasang atau banjir rob. Hal ini pun juga perlu juga diwaspadai di pantai-pantai di Indonesia khususnya Pantai Utara Jawa yang pantainya landai.

Dia mengatakan perlu dilakukan mitigasi jangka menengah untuk mengatasi efek siklus nodal bulan yang puncaknya diperkirakan pada 2034. Efek siklus nodal berpotensi meningkatkan pasang maksimum sehingga banjir rob lebih sering terjadi dengan ketinggian yang meningkat.

Thomas menuturkan kenaikan pasang maksimum akan terjadi saat siklus nodal bulan dengan siklus 18,6 tahunan, di mana posisi bulan dekat dengan ekuator. Dengan orbit bulan yang miring sekitar 5 derajat dari ekliptika, itu menyebabkan bulan secara siklus akan menjauh dan mendekat dari ekuator.

Menurut Thomas, yang perlu diwaspadai secara global adalah ketika posisi bulan dekat dengan ekuator, yakni masa dengan siklus 18,6 tahun. Sebab, siklus ini  berpotensi untuk meningkatkan ketinggian pasang maksimun.

Pada saat posisi bulan dekat ekuator, pasang maksimum akan lebih tinggi dari biasanya sehingga dapat meningkatkan potensi banjir rob di daerah-daerah pantai. NASA sudah memperingatkan bahwa posisi bulan dekat dengan ekuator sekitar 2034 sehingga perlu diwaspadai bahwa banjir pasang akan lebih tinggi dibandingkan banjir pasang pada saat bulan jauh dari ekuator.

"Jadi NASA memperingatkan daerah-daerah pantai di Amerika itu mungkin akan lebih sering mengalami banjir rob dan ketinggiannya juga akan lebih tinggi dan sekarang pun sebenarnya sudah mulai beberapa pantai di Amerika sering mengalami banjir rob," ujar Thomas.

Menurut kajian NASA, pantai-pantai di Amerika Serikat akan berpotensi terganggu kenaikan muka laut atau pasang akibat siklus nodal pada 2034.

 
 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement