Senin 30 May 2022 11:44 WIB

Amerika Ingin Buat Sistem Tenaga Nuklir Baru di Luar Angkasa

Kontrak demonstrasi tenaga nuklir di luar angkasa diberikan kepada dua perusahaan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Bulan. Dua perusahaan akan mendemonstrasikan propulsi nuklir dan kemampuan daya untuk pesawat ruang angkasa kecil yang akan beroperasi di ruang cislunar (Bumi-bulan).
Foto:

 

Orbitron Avalanche Energy berusaha untuk menjebak ion fusi di medan elektrostatik, dengan bantuan magnetron untuk menjaga elektron lebih dekat ke inti atom.

“Pembakaran fusi yang dihasilkan kemudian menghasilkan partikel energik yang menghasilkan panas atau listrik, yang dapat memberi daya pada sistem propulsi efisiensi tinggi,” ujar DIU.

Dibandingkan dengan konsep fusi lainnya, perangkat Orbitron menjanjikan untuk aplikasi luar angkasa karena ukurannya dapat diperkecil dan memungkinkan penggunaannya sebagai penggerak dan sumber daya.

Organisasi militer lain yang mencari teknologi nuklir cislunar adalah Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA). Pada 4 mei, organisasi tersebut mengumumkan siap untuk melanjutkan proyek untuk merancang, mengembangkan, dan merakit mesin roket termal nuklir untuk demonstrasi penerbangan yang diharapkan di orbit Bumi pada tahun 2026.

Proposal tersebut akan mendukung program Demonstration Rocker for Agile Cislunar Operations (DRACO) DARPA, yang bertujuan mengembangkan sistem propulsi termal nuklir (NTP) untuk digunakan di ruang Bumi-bulan.

 

NASA juga sedang mencari NTP. Sistem seperti itu dapat membawa astronaut ke Mars dalam waktu setengah dari sistem propulsi saat ini yang akan memakan waktu enam hingga sembilan bulan. Permintaan anggaran fiskal NASA 2023, yang belum disetujui oleh Kongres, mencakup 15 juta dolar AS atau Rp 218.091.000.000,- untuk mendukung propulsi nuklir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement