Senin 30 May 2022 11:44 WIB

Amerika Ingin Buat Sistem Tenaga Nuklir Baru di Luar Angkasa

Kontrak demonstrasi tenaga nuklir di luar angkasa diberikan kepada dua perusahaan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Bulan. Dua perusahaan akan mendemonstrasikan propulsi nuklir dan kemampuan daya untuk pesawat ruang angkasa kecil yang akan beroperasi di ruang cislunar (Bumi-bulan).
Foto: en.wikipedia.org
Bulan. Dua perusahaan akan mendemonstrasikan propulsi nuklir dan kemampuan daya untuk pesawat ruang angkasa kecil yang akan beroperasi di ruang cislunar (Bumi-bulan).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Unit Inovasi Pertahanan (DIU) ditambahkan ke daftar organisasi pemerintah Amerika Serikat (AS). Lembaga ini kini melanjutkan pekerjaan mereka untuk menguji coba tenaga nuklir dengan cepat.

Organisasi tersebut berusaha untuk membuat militer siap menggunakan produk komersial yang muncul. Mereka ingin menunjukkan generasi berikutnya dari propulsi nuklir dan kemampuan daya untuk pesawat ruang angkasa. Tujuan utamanya adalah demonstrasi penerbangan orbital pada 2027, kata pejabat DIU dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

Kontrak tersebut diberikan kepada dua perusahaan yakni Ultra Safe Nuclear dan Avalanche Energy. Dua perusahaan itu nantinya akan mendemonstrasikan propulsi nuklir dan kemampuan daya untuk pesawat ruang angkasa kecil yang akan beroperasi di ruang cislunar (Bumi-bulan). 

Ini adalah bagian dari fokus mendesak militer AS pada kegiatan cislunar untuk mengawasi kegiatan komersial. Aktivitas di sana juga akan ditingkatkan dalam beberapa dekade mendatang, termasuk program Artemis yang dipimpin Badan Antariksa Amerika (NASA) internasional yang berupaya menempatkan orang di bulan pada akhir dekade 2020-an.

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, Ultra Safe Nuclear akan mendemonstrasikan EmberCore, baterai radioisotop nuklir yang dapat diisi ulang yang berguna untuk propulsi dan daya.

“Sistem radioisotop ‘generasi berikutnya’ ini akan mampu meningkatkan tingkat daya 10 kali lebih tinggi, dibandingkan dengan sistem plutonium, dan menyediakan lebih dari 1 juta kilowatt jam (kWh) energi hanya dalam beberapa kilogram bahan bakar,” kata DIU, dilansir dari Space, Ahad (29/5/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement