REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konflik antara China dan Amerika membuat perusahaan teknologi Huawei harus mengembangkan solusi perangkat lunaknya sendiri. Sebab, perangkat Huawei dilarang menggunakan toko aplikasi milik Google. Salah satunya adalah AppGallery, dan pada dasarnya adalah Google Play Store atau Apple App Store versi Huawei.
Menurut salah satu pengembang, AppGallery tampaknya memiliki masalah yang cukup besar. Cacat ini memungkinkan seseorang untuk mengunduh dan menginstal aplikasi berbayar apa pun dari AppGallery tanpa benar-benar membayarnya. Cacat itu dinilai merugikan pengembang.
Dylan Roussel adalah pengembang yang menemukan masalah ini. Ia menekankan bahwa masalahnya bukan pada pengembang aplikasi itu yang tidak mengaktifkan verifikasi lisensi pada aplikasi mereka, melainkan kelemahan pada pihak Huawei, yang sejauh ini belum terselesaikan.
“Intinya adalah bahwa AppGallery API tidak menawarkan perlindungan apa pun untuk aplikasi berbayar,” kata dia dilansir dari GSM Arena, pada Senin (23/5).
Roussel sendiri dapat mengunduh dan menggunakan beberapa aplikasi berbayar dengan memanfaatkan kerentanan ini. Jelas ini bermasalah karena orang iseng dapat menggunakan API untuk mengunduh sejumlah besar aplikasi berbayar sekaligus, sehingga mencegah pengembang aplikasi mendapatkan penghasilan sebanyak yang seharusnya mereka dapatkan.