Senin 04 Apr 2022 09:02 WIB

Rocket Lab Luncurkan 2 Satelit Pengamat Bumi Blacksky ke Orbit

BlackSky merupakan salah satu perusahaan yang membantu mentau invasi Rusia.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi satelit
Foto: AP
Ilustrasi satelit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peluncur Rocket Lab Electron lepas landas pada Sabtu (2/4/2022) dari Launch Complex 1 milik perusahaan di Peninsula Mahia, Selandia Baru. Roket Electron dua tahap membawa dua pesawat ruang angkasa untuk perusahaan Virginia BlackSky. 

BlackSky dan Rocket Lab adalah mitra lama, karena Electron telah mengirimlan sebagian besar konstelasi BlackSky ke orbit sejak 2019. Misi Sabtu (2/4/2022) diatur untuk BlackSky oleh penyedia layanan peluncuran Spaceflight Inc.

Baca Juga

“Konstelasi milik BlackSky memiliki salah satu tingkat kunjungan kembali per jam tertinggi di dunia, memberikan pelanggan pemantauan terus-menerus dan deteksi perubahan atas area aktivitas ekonomi di seluruh dunia,” kata Rocket Lab dalam kit pers “ Without Mission a Beat”.

Satelit BlackSky digunakan oleh lembaga pemerintah bersama dengan satu set perusahaan besar yang dikenal sebagai Global 2000. Platform untuk BlackSky, yang disebut Spectra AI, menggunakan teknik kecerdasan buatan untuk mengotomatiskan pendeteksian informasi yang berubah dengan cepat bagi pelanggannya.

“BlackSky mendukung pengambilan keputusan penting sehari-hari di berbagai aplikasi yang mencakup keamanan dalam negeri, inteligensi rantai pasokan, manajemen dan respons krisis, infrastruktur penting, dan intelegensi ekonomi,” kata Rocket Lab.

BlackSky juga merupakan salah satu perusahaan yang telah membantu dunia memantau invasi Rusia yang sedang berlangsung ke Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari. Rocket Lab telah mengumumkan beberapa misi yang akan datang, termasuk satu yang dijadwalkan untuk kuartal kedua tahun 2022 yang akan mengirim tiga satelit demonstrasi ke atas untuk perusahaan E-Space.

“E-Space bertujuan mengurangi persyaratan peluncuran untuk konstelasi penuh menjadi berbulan-bulan, bukan bertahun-tahun-mengurangi waktu yang diperlukan untuk menskalakan, mengisi kembali, atau memberikan sistem penuh,” kata Rocket Lab tentang kontrak yang baru-baru ini diumumkan.

Rocket Lab juga merencanakan peluncuran atas nama perusahaan pencitraan Bumi Synspective, untuk penyedia satelit Internet of Things Kineis, serta untuk pelanggan pemerintah seperti NASA dan Kantor Pengintaian Nasional Amerika Serikat (AS). Misi masa depan lainnya difokuskan pada mitigasi puing-puing orbit dan eksplorasi Venus.

Peluncuran Sabtu (2/4/2022), berlangsung hanya beberapa pekan setelah Rocket Lab mengumumkan akan membangun roket Neutron generasi berikutnya di Pulau Wallops, Virginia, dekat landasan peluncuran perusahaan di pesisir AS.

Neutron, roket yang dapat digunakan kembali, akan mengirim muatan yang lebih besar ke orbit daripada Electron. Rocket Lab mengatakan roket Neutron yang lebih besar akan membawa set satelit yang lebih besar ke orbit, bersama dengan misi antarplanet yang haus bahan bakar dan berpotensi, bahkan misi manusia. Peluncuran pertama Neutron direncanakan pada tahun 2024.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement