REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (ORPA BRIN), Robertus Heru Triharjanto, menargetkan BRIN akan memiliki satelit operasional penginderaan jauh resolusi sangat tinggi. Selama ini, kata dia, Indonesia adalah pengguna data satelit penginderaan jauh.
"Jika proposal disetujui, kita akan memiliki Satelit Operasional Penginderaan Jauh VHR Optic dan SAR Near Equatorial sendiri karena selama ini kita adalah pengguna data satelit penginderaan jauh,” ujar Heru dikutip dari laman BRIN, Selasa (22/3/2022).
Hal tersebut dia sampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Pusat Riset Penginderaan Jauh (PR Inderaja) BRIN di Pekayon, Jakarta. Dalam kunjungan tersebut, Heru menyampaikan soal Program dan Struktur Kerja Tahun 2022 di Lingkungan ORPA. Dia menyampaikan, ada empat program riset berdampak terkait dengan Riset Penerbangan, Riset Satelit, Riset Roket, dan Riset Antariksa.
Di samping itu, Heru juga memaparkan terkait dengan Struktur Organisasi ORPA beserta dukungan SDM di dalamnya dan Rumah Program. Pada tahun anggaran 2022 ini, Rumah Program ORPA menargetkan capaian 200 publikasi internasional, 60 kekayaan intelektual, tujuh model, empat desain produk industri, 50 purwarupa inovasi teknologi penerbangan dan antariksa.
Sementara itu, Plt Kepala PR Inderaja, Rachmat Arief, menyampaikan paparan Program Kerja Riset dan Inovasi Tahun 2022 di PR Inderaja. Ada tiga program utama yang sedang dan akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2022 ini, yaitu Teknologi Inderaja, Metode Pengolahan Data Inderaja, dan Platform Inderaja.
Dari ketiga program utama tersebut dikelompokkan ke dalam 10 Work Breakdown Structures (WBS) yang dipimpin oleh seorang Group Leader (GL), di mana jumlah kegiatan riset yang akan dilaksanakan sebanyak 41 judul.
“Kita akan melakukan riset yang berorientasi kepada kebutuhan pengguna. Jadi kebutuhan global seperti SDG’s dan kebutuhan Nasional yang akan men-drive arah riset kita,” kata Rachmat.