Jumat 01 Apr 2022 18:21 WIB

Sudah Terinfeksi Omicron, Bisakah Kena Sub Varian Omicron Juga?

Subvarian BA.2 muncul dan diduga lebih menular lagi dibanding varian Omicron pertama.

Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Foto:

Kasus sangat langka

Walau ada pro dan kontra infeksi ulang virus Omicron, sebuah hasil riset dari Denmark yang dirilis akhir Februari lalu menyimpulkan, infeksi ulang Omicron bisa terjadi, walau kasusnya sangat langka. Riset menganalisis data sekitar 1,8 juta kasus saat gelombang infeksi virus Omicron antara akhir November 2021 hingga pertengahan Februari 2022.

Hasilnya, di sepanjang durasi penelitian, tercatat 187 kasus terinfeksi ulang COVID-19. Dari seluruh kasus terinfeksi ulang, ada 47 kasus pasien yang terinfeksi kedua varian Omicron BA.1 dan BA.2.

Penelitian di Israel terhadap 2,8 juta penyintas COVID-19 dalam durasi pendek, sekitar dua bulan setelah mereka sembuh, menunjukkan hanya ada ratusan kasus infeksi ulang. Jadi rasionya sangat rendah, 47 kasus dari 1,8 juta di Denmark.

Ratusan dari 2,5 juta di Israel, mengindikasikan kasus infeksi ulang sangat langka. Namun, hal itu diyakini akan terus berubah, seiring makin banyaknya data yang dikoleksi.

Hal ini diamini Monica Gandhi, profesor kedokteran di University of California, San Francisco, yang menyebutkan kasus infeksi ulang virus Omicron diduga jauh lebih banyak lagi. Gandhi mengatakan, antibodi yang dipicu booster vaksinasi atau infeksi COVID-19 akan melemah dalam jangka waktu sekitar 4 bulan dan orang kembali rentan terinfeksi virus corona.

Vaksinasi terbukti melindungi

Vaksin yang ada di pasaran, sejauh ini terbukti memberikan tingkat proteksi cukup bagus melawan COVID-19. Orang yang sudah divaksin komplit, tetap punya kemungkinan terinfeksi, tapi sangat jarang mengembangkan gejala sakit parah.

Sebuah penelitian di AS menunjukkan, orang yang sudah divaksinasi lengkap, jika terinfeksi Omicron varian BA.1 akan mengembangkan antibodi yang juga tangguh melawan subvariant BA.2.

Penelitian itu menyebutkan, satu kasus dari orang yang tidak divaksinasi dan terinfeksi Omicron varian asli, menunjukkan yang bersangkutan tidak mengembangkan antibodi terhadap subvarian Omicron BA.2.

Hasil riset di Austria bulan Maret 2022 juga menunjukkan hasil serupa. Orang yang tidak divaksinasi dan terinfeksi varian Omicron asli, hanya mengembangkan kekebalan atas varian itu, dan tidak mengembangkan antibodi untuk varian COVID-19 lainnya.

Masih diamati

Para ilmuwan mengatakan, masih terus mengamati perkembangannya dan belum mengetahui dengan pasti keseluruhan sifat subvarian omicorn BA.1. Yang sudah diketahui, varian ini memiliki daya penularan 30 persen lebih cepat dibanding Omicron asli.

Data menunjukan, subvarian ini menyebar cepat di Eropa sejak awal Februari 2022. Jerman termasuk negara yang paling parah dilanda gelombang Omicron ini, terlihat dari data kasus infeksi yang mencapai puncaknya pertengahan Maret lalu, dengan lebih 250.000 kasus baru tiap hari.

Jadi satu hal sudah pasti: pandemi COVID-19 belum berakhir, terlepas dari pro dan kontra para ilmuwan terkait kemungkinan terinfeksi ulang varian Omicron bagi para penyintas COVID-19.

  

 

 

sumber: https://www.dw.com/id/covid-19-apakah-kita-dapat-terinfeksi-omicron-dua-kali/a-61315089

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement