Fosil Nenek Moyang Gurita Berusia 328 Juta Tahun Ditemukan, Punya 10 Lengan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications mengungkap bahwa gurita modern memiliki nenek moyang yang telah hidup selama 328 juta tahun yang lalu. Nenek moyang gurita ini memiliki 10 lengan.

Temuan fosil spesies ini diberi nama Syllipsimopodi bideni. Penemuan makhluk ini mengingatkan kembali tentang temuan vampyropoda, kelompok yang memiliki cumi-cumi seperti gurita muncul di laut hampir 82 juta tahun lalu.

Baca Juga

Vampyropoda diketahui memiliki delapan kaki, cangkang internal yang terbuat dari kitin dan tubuh lunak. Biasanya tubuh lunak yang dimilikinya kerap kali tidak muncul dalam catatan fosil. Hal tersebut karena cenderung lebih cepat rusak dibandingkan struktur keras seperti tulang.

Pada tahun 1988, ditemukan sebuah fosil yang terpelihara dengan baik dalam formasi Batu Kapur Bear Gulch Montana. Kemudian fosil tersebut disumbangkan ke Museum Royal Ontario Kanada. Sebuah analisis baru dari fosil terungkap, dimana spesimen tersebut mewakili kerabat purba paling awal yang diketahui dari makhluk-makhluk ini.

"Ini adalah vampyropoda pertama dan satu-satunya yang diketahui memiliki 10 pelengkap fungsional."

"Semua fosil vampyropoda yang dilaporkan sebelumnya yang melestarikan pelengkap hanya memiliki delapan lengan, jadi fosil ini bisa dibilang konfirmasi pertama dari gagasan bahwa semua cephalopoda secara nenek moyang memiliki sepuluh lengan," kata seorang peneliti postdoctoral di American Museum of Natural History's Division of Paleontology, Christopher Whalen.

Whalen yang juga merupakan rekan postdoctoral National Science Foundation di Departemen Ilmu Bumi & Planet Universitas Yale menjelaskan bahwa Syllipsimopodi merupakan fosil yang terkenal khususnya dalam memahami bagaimana vampyropoda berasal, serta membantu para peneliti untuk melacak evolusi mereka.

Telah lama para peneliti memikirkan bahwa vampyropoda dimulai dengan 10 lengan dan akhirnya kehilangan dua lengan seiring berjalannya waktu. Namun sekarang para ilmuwan telah memiliki bukti langsung dalam menjelaskan peristiwa tersebut.