REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Tim arkeolog internasional melaporkan temuan bukti tidak langsung mengenai adanya Homo sapiens di Xiamabei, China. Temuan yang berusia sekitar 40 ribu tahun itu ditemukan di tepi Sungai Huliu, China utara.
Peninggalan yang dimaksud berupa jejak budaya 'modern' manusia prasejarah, berupa teknologi pemrosesan pigmen serta peralatan batu berukuran kecil. Laporan mengenai temuan itu sudah diterbitkan di jurnal Nature.
Peninggalan arkeologi termasuk pengolahan oker, bahan pewarna cokelat yang menyerupai warna bijih besi. Temuan lainnya adalah bilah-bilah batu yang ditempa dengan halus. Jenisnya belum pernah ditemukan di China.
Ada pula penemuan terpisah yang ditemukan di Gua Tianyuan dan Gua Zhoukoudian, tak jauh dari lokasi. Begitu pula skullcap modern ditemukan di Salkhit dan berumur sekitar 34 ribu tahun yang lalu.
Tanpa tulang-belulang yang ditemukan, semula temuan itu bisa juga terkait dengan manusia purba Denisovan atau Neanderthal. Akan tetapi, ada alasan penemuan di Xiamabei lebih terkait dengan Homo sapiens.
Hal itu mengingat konteks temuan di China dan fakta bahwa sisa-sisa manusia modern dari periode yang sama ditemukan di daerah tersebut. Profesor Michael Petraglia dari Institut Max Planck Jerman untuk Ilmu Sejarah Manusia, menyampaikan pandangannya tentang temuan itu.
"Begitu saya melihat koleksi arkeologi, saya langsung tahu bahwa ini adalah situs yang signifikan," kata Petraglia.