Jumat 04 Mar 2022 12:57 WIB

Fakta-Fakta Soal Prediksi Roket yang Tabrak Bulan Malam Ini

Roket siap bertabrakan dengan bulan pada Jumat (4/3/2022).

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
sebuah kawah baru terbentuk di bulan pascaledakan. ilustrasi. Sisa roket seberat tiga ton diketahui akan menabrak bulan pada Jumat (4/3/2022) dengan kecepatan 5.771 mph atau 9.288 km/jam.
Foto:

 

Apakah tabrakan dapat merusak bulan?

Tabrakan roket tidak menyebabkan kerusakan signifikan pada bulan kecuali menambah kawah di permukaannya. Pada saat roket menghantam bulan, gelombang kejut akan merambat melalui penabrak hanya dalam milidetik dan menghancurkannya menjadi bongkahan logam yang meledak.

Sementara gelombang kejut kedua juga akan merambat ke permukaan atas bulan yang berdebu dan memanaskan batu serta debu secukupnya untuk menghasilkan kilatan yang sangat besar sambil mengirimkan segumpal material terbang setinggi ratusan mil.

Tidak ada yang tersisa dari roket selain kawah yang diperkirakan berdiameter 33 hingga 66 kaki atau 10 hingga 20 meter. Meskipun momen ini merupakan tabrakan bulan pertama yang tidak sengaja, nyatanya tabrakan ini bukan pertama kali objek buatan manusia menabrak bulan.

Pada tahun 2009, NASA menembakkan Lunar Crater Observation and Sensing Satellite ke kutub selatan bulan dengan kecepatan 5.600 mph atau 9.000 km/jam yang melepaskan semburan material yang memungkinkan para ilmuwan mendeteksi tanda-tanda utama es air. NASA juga sengaja membuang roket Saturn V yang digunakan untuk misi Apollo dengan menembakkannya ke bulan.

Apa yang dapat dipelajari dari momen tabrakan ini?

Dilansir Live Science, Jumat (4/3/2022), para ilmuwan bersemangat untuk mengamati kawah baru karena dua alasan. Pertama, para peneliti berharap ukuran kawah yang disebabkan dari tabrakan dapat memberikan tolok ukur yang berguna untuk menilai kawah lain di bulan.

 

Ini memungkinkan mereka untuk memperkirakan ukuran dan ukuran kawah dan kecepatan asteroid masa lalu. Kedua, para peneliti berharap dampaknya akan memberi mereka pemahaman yang lebih baik tentang wilayah yang jarang dipelajari ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement