REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA – Singapura sedang membangun unit intelijen digital baru untuk meningkatkan pertahanan negara dari ancaman dunia maya. Menurut pemerintah, langkah tersebut perlu dilakukan di tengah peningkatan ancaman siber.
Unit layanan digital dan intelijen (DIS) baru akan ditempatkan di bawah Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) dan bertugas memerangi serangan daring. DIS diharapkan akan beroperasi pada akhir 2022. Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengatakan DIS akan membantu SAF menangani ancaman dunia maya dan serangan di masa depan.
“Medan digital telah menjadi nyata seperti domain darat, udara, dan laut yang telah kami bangun Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut. Ancaman yang muncul dalam domain digital dapat dengan mudah memengaruhi peristiwa di dunia fisik,” kata Ng.
Unit DIS baru sangat penting untuk mendorong visi Singapura dalam membangun angkatan bersenjata generasi berikutnya pada tahun 2040. Pembentukannya juga akan secara signifikan meningkatkan prospek rekrutmen dan karir.
Ng menyoroti perlunya tentara dengan keterampilan dan pola pikir yang berbeda untuk menghadapi ancaman di domain digital. “Teknologi khususnya terkait IT dan komunikasi akan berperan besar bagi DIS. Ini juga akan membutuhkan kekuatan dengan spesialisasi tidak hanya di bidang IT dan komunikasi, tetapi di berbagai bidang termasuk ilmu data, psikologi, linguistik, antropologi, dan geografi,” ujarnya.
Dalam dekade terakhir, Ng mencatat Singapura secara progresif telah membangun kemampuan di empat bidang utama dalam komando, kontrol, komunikasi, dan komputer dan intelijen. Organisasi Siber Pertahanan yang didirikan pada tahun 2017 berfungsi untuk mengoordinasikan upaya keamanan siber di sektor pertahanan.
Dikutip ZDNet, Kamis (3/3), kekuatan intelijen digital diperlukan untuk secara efektif menangani ancaman digital dari pelaku ancaman eksternal yang diperkirakan akan tumbuh dalam jumlah, kecanggihan, dan organisasi. DIS baru akan memfasilitasi fokus misi, mempertajam tanggung jawab dan akuntabilitas langsung, dan pengembangan kemampuan.
Secara khusus, DIS akan memberikan peringatan dini dan intelijen operasional yang akurat, relevan, dan tepat waktu serta bertanggung jawab atas pertahanan digital SAF melalui pertahanan siber dan perlindungan elektronik. Menurut Ng, Singapura akan meningkatkan pengeluaran pertahanannya tahun ini menjadi sekitar 12 miliar dolar Amerika.