Sabtu 19 Feb 2022 03:32 WIB

Mengenal Blue Blob, Penahan Pencairan Gletser di Kutub

Sayangnya, Blue Blob tidak bertahan lama.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Gletser mencair (ilustrasi)
Foto:

 

Menurut Smithsonian Institute angka tersebut setara dengan sekitar tiga kali kenaikan air laut global saat ini yang dialami setiap tahun.

Hampir semua gletser Islandia berakhir di darat yang berarti tidak bersentuhan dengan laut. Oleh karena itu, laju pencairannya bergantung pada keseimbangan massa permukaannya. Namun, Blue Blob sangat dingin sehingga menurunkan suhu udara yang mengalir di atasnya. Kemudian ini akan mendinginkan atmosfer di sekitar Islandia dan pada gilirannya mengurangi keseimbangan massa permukaan esnya yang berarti lebih sedikit es yang hilang.

Dengan menggunakan model prediksi iklim terbaru dan pembacaan suhu atmosfer lokal sejak tahun 1990-an, tim menunjukkan kapan kenaikan suhu yang disebabkan oleh perubahan iklim akan lebih besar daripada pengaruh Blue Blob pada keseimbangan massa permukaan Islandia. Mereka memperkirakan pada tahun 2100, sepertiga dari gletser Islandia mungkin hilang dan pada tahun 2300 kemungkinan tidak akan ada gletser yang tersisa di negara itu.

Dikutip Live Science, Jumat (18/2), para ilmuwan masih tidak yakin mengapa Blue Blob jauh lebih dingin daripada perairan di sekitarnya. Beberapa peneliti berpikir itu adalah bagian dari variabilitas alami dalam suhu permukaan laut di Kutub Utara yang telah meningkatkan jumlah upwelling air dingin dari laut dalam. Sementara yang lain berpikir perubahan iklim telah mengganggu arus permukaan yang mendorong air yang lebih hangat ke Kutub Utara dari daerah tropis di Atlantik.

Terlepas dari bagaimana Blue Blob terbentuk, efek pendinginannya di Islandia tidak akan bertahan selamanya. Jika ini terus dibiarkan, perubahan iklim akan menyebabkan hilangnya total gletser Islandia dalam waktu yang tidak terlalu lama.

 

“Pada akhirnya, pesannya masih jelas. Arktik memanas dengan cepat. Jika kita ingin melihat gletser di Islandia, maka kita harus mengekang pemanasan,” tambah Noël.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement