Dalam penelitian tersebut, tim melibatkan pengumpulan plasenta dari dua kelompok perempuan yang melahirkan di BMC dari Juli 2020 hingga April 2021. Kelompok pertama adalah ibu yang memiliki kehamilan normal dan tidak ada laporan infeksi SARS-CoV-2.
Kelompok perempuan kedua positif Covid-19 dan masih sakit Covid-19 selama kehamilan. Di bawah mikroskop, para peneliti kemudian mengamati ekspresi ACE-2 di plasenta mereka dan membandingkan ekspresi ACE-2 plasenta menggunakan teknik analisis genetik dan protein.
Menurut para peneliti, plasenta memiliki banyak kesamaan dengan paru-paru. Dengan begitu, penelitian ini juga menyoroti pentingnya mempelajari plasenta untuk membantu memahami berbagai penyakit paru-paru sekaligus menyoroti peran penting pengendalian ACE-2 sebagai cara untuk mencegah Covid-19.
Plasenta adalah salah satu dari sedikit berita baik selama pandemi dalam hampir dua tahun terakhir ini. Dengan memahami bagaimana plasenta secara alami melindungi janin dari Covid-19, informasi penting untuk terapi dan strategi membantu mencegah infeksi SARS-CoV-2 lainnya dapat terkuak.