REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meta mengakhiri program Express Wifi yang dirancang untuk menyediakan internet murah di negara berkembang. Program ini dirancang melalui kemitraan dengan komunitas lokal, operator seluler, dan bisnis.
Program tersebut diluncurkan pada tahun 2016 dan tidak gratis seperti program Free Basics milik Meta yang gagal karena melanggar netralitas. Sebaliknya, program itu dirancang dengan harga murah, mulai dari sekitar 15 sen untuk 100MB atau lima dolar Amerika untuk 20GB.
Facebook (Meta) bermitra dengan perusahaan satelit, ISP, dan lainnya di tempat-tempat seperti India, Afrika Selatan, dan Filipina. Pengecer dapat menjual hotspot internet dengan harga yang wajar dan diputuskan oleh mereka dan operator.
Meta akan mendapatkan keuntungan dengan mendapatkan akses ke pelanggan baru yang akan membuat akun Facebook. Seperti halnya Google, sebagian besar pertumbuhan perusahaan baru-baru ini datang dari negara-negara berkembang tempat orang-orang daring bermunculan untuk pertama kalinya.
Dilansir Engadget, Selasa (1/2), The Wall Street Journal melaporkan adanya gangguan pada layanan internet gratis Meta yang menimbulkan biaya yang tidak diinginkan bagi pengguna di negara-negara seperti Pakistan. Meta juga dilaporkan menyukai kontennya sendiri pada layanan Discover data gratisnya sehingga merugikan situs lain.
Menanggapi hal ini, Meta mengatakan akan meredakan program Express Wifi dan berfokus pada proyek-proyek lain di sekitar akses internet. “Sementara kami menyelesaikan pekerjaan kami pada program ini, kami tetap berkomitmen bekerja dengan mitra di seluruh ekosistem telekomunikasi untuk memberikan konektivitas yang lebih baik,” kata Juru Bicara Meta dalam sebuah pernyataan. Dia berjanji akan meminimalkan dampak terhadap bisnis mereka sambil menjaga jaringan tetap berjalan.