Kamis 27 Jan 2022 11:59 WIB

Pasar Internet of Things di Indonesia Capai Rp 372 Triliun

Internet of Things digunakan di berbagai sektor.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Internet of Things
Internet of Things

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak revolusi industri 4.0 di gaungkan, istilah internet of things (IoT) mulai sering terdengar. Bukan hanya hadir untuk sektor industri, IoT kini juga banyak dimanfaatkan untuk pemanfaatan teknologi di kalangan ritel, seperti smart home dan smart office yang telah banyak ditemui.

Ekosistem IoT di Indonesia pun terus berkembang dan memiliki potensi yang besar. Apa lagi, ketika didorong oleh hadirnya teknologi 5G. Namun, di sisi lain, terdapat sejumlah tantangan yang menjadi pekerjaan rumah bagi pengembang IoT saat ini.

Baca Juga

Menurut Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI), Teguh Prasetya, potensi ekosistem atau pasar IoT di Indonesia pada 2022 mencapai 26 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 372 triliun. Besarnya perkiraan jumlah ini, terdiri atas peningkatan di beberapa sektor.

Mulai dari, sektor perangkat yang potensinya me ningkat 13 persen menjadi 3,4 miliar dolar AS atau Rp 48,6 triliun, dan jaringan yang juga meningkat sembilan persen menjadi 2,3 miliar dolar AS atau Rp 32,8 triliun. Berikutnya, peningkatan juga terjadi di IoT sektor platform sebesar 33 persen menjadi 8,6 miliar dolar AS atau Rp 122,9 triliun, dan aplikasi sebesar 45 persen, yakni 11,7 miliar dolar AS atau Rp 167,3 triliun.

"Aplikasi ada di urutan paling tinggi sebenarnya. Besarnya adalah 11,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 167,3 triliun. Jadi kalau kita lihat total pasar IoT 2022 itu besarnya adalah sekitar Rp 372 triliun," ujar Teguh dalam acara webinar Menapaki Masa Depan Komunikasi Data, beberapa waktu lalu.

Kemudian, sepanjang tahun potensi pasar IoT juga akan terus mengalami peningkatan. Nantinya, kata Teguh, pada 2025, pasar IoT di Indonesia diprediksi bisa mencapai 40 miliar dolar AS atau Rp 572,7 triliun, dengan 678 juta perangkat IoT yang sudah terhubung.

"Berdasarkan hasil analisis ASIOTI di 2020, besarnya potensi IoT di Indonesia hingga 2025 adalah 40 miliar dolar AS. Potensi ekosistem IoT yang besar ini sejalan dengan minat, kebutuhan serta demand dari masyarakat yang ada," ungkap Teguh.

Menurut Teguh, yang juga direktur utama PT Alita Praya Mitra, saat ini terdapat sembilan sektor IoT yang bisa dikembangkan di 2022 hingga 2025. Kesembilan sektor tersebut, di antaranya kesehatan, makanan, minuman, pertanian, perkebunan, tambang, dan perminyakan.

"Ada tiga hal besar yang akan menjadi pokok pengembangan IoT, yaitu meningkatkan operasional dan efisiensi, meningkatkan kualitas kesehatan dan keamanan, serta meningkatkan produktivitas atau penjualan," kata Teguh.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement