Jumat 28 Jan 2022 00:25 WIB

Lomba Bikin Vaksin Booster untuk Lawan Omicron Dimulai, Siapa Saja yang Ikutan?

Beberapa perusahaan farmasi telah memulai uji klinis vaksin Covid-19 khusus omicron.

Rep: Puti Almas, Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi varian omicron dari virus penyebab Covid-19. Sejumlah perusahaan farmasi tengah melakukan uji coba vaksin Covid-19 yang ditujukan khusus untuk melawan varian omicron.
Foto:

 

Perlu vaksin khusus?

Berdasarkan tiga penelitian yang dipimpin Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat, tiga dosis vaksin Covid-19 Moderna atau Pfizer menjadi kunci bagi pengendalian varian omicron. Beberapa negara telah menawarkan vaksin booster kedua.

photo
Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

Penelitian terbaru di Israel membuktikan dosis keempat vaksin mRNA memang meningkatkan antibodi, namun kadarnya tidak cukup untuk mencegah infeksi omicron. Sebuah penelitian kecil yang dirilis di New England Journal of Medicine juga menunjukkan bahwa antibodi dari vaksin Moderna yang mampu menargetkan omicron bertahan selama enam bulan setelah dosis booster, tetapi level proteksinya menurun.

Sementara itu, studi terbaru melaporkan antibodi yang mampu melawan varian omicron sebetulnya masih ada di dalam tubuh empat bulan setelah suntikan vaksin Pfizer-BioNTech. Hasil beberapa studi tersebut menunjukkan dukungan untuk strategi vaksin tiga dosis.

Suntikan keempat kemungkinan tak diperlukan dalam waktu dekat. Terlepas dari upaya para pembuat vaksin, beberapa ahli menilai vaksin khusus untuk omicron mungkin tak akan lagi diperlukan ketika vaksin-vaksin tersebut tersedia.

Baca juga : BIN: Jangan Terpengaruh Hoaks, Vaksin Booster Aman

Seperti varian-varian lain, omicron juga akan datang dan pergi. Dr Peter Hotez dari Center for Vaccine Development mengatakan, dunia mungkin akan menghadapi varian global baru ketika vaksin atau booster khusus untuk omicron muncul.

"Infeksi omicron di dunia telah melonjak dan kemudian menurun dengan cepat," ungkap profesor di bidang mikrobiologi dan imunologi John Moore di Will Cornell Medical College.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement