Rabu 19 Jan 2022 01:30 WIB

Studi Israel: Vaksin Booster 2x Pun Masih Kurang Efektif Hadapi Omicron

Israel tetap menawarkan dosis booster kedua vaksin Covid-19 kepada kelompok rentan.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksin Covid-19 Pfizer. Studi Pusat Medis Sheba Israel mengungkap risiko tertular omicron masih ada meskipun orang mendapatkan vaksin booster kedua alias dosis keempat. Studi menggunakan vaksin Covid-19 Pfizer dan Moderna.
Foto: AP Photo/Tatan Syuflana
Vaksin Covid-19 Pfizer. Studi Pusat Medis Sheba Israel mengungkap risiko tertular omicron masih ada meskipun orang mendapatkan vaksin booster kedua alias dosis keempat. Studi menggunakan vaksin Covid-19 Pfizer dan Moderna.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pusat Medis Sheba Israel mengungkapkan, dosis keempat vaksin Covid-19 masih tidak cukup untuk mencegah infeksi SARS-CoV-2 varian omicron. Padahal, pemberian dosis penguat (booster) kedua telah meningkatkan antibodi ke tingkat yang lebih tinggi.

Pihak Pusat Medis Sheba Israel telah memberikan suntikan vaksin booster kedua dalam uji coba pada stafnya. Mereka memakai vaksin Covid-19 Pfizer dan Moderna.

Baca Juga

"Kami sedang mempelajari efek booster Pfizer pada 154 orang setelah dua pekan dan booster Moderna pada 120 orang setelah satu pekan," kata Direktur Unit Penyakit Menular, Gili Regev-Yochay, dikutip Reuters, Selasa (18/1/2022).

Studi ini didasarkan perbandingan dengan kelompok kontrol yang tidak menerima dosis keempat. Mereka yang tergabung dalam kelompok Moderna sebelumnya telah menerima tiga suntikan vaksin Pfizer.

Regev-Yochay mengatakan, vaksin memicu peningkatan jumlah antibodi. Nilainya bahkan lebih tinggi setelah dosis ketiga, namun itu mungkin tidak cukup untuk menghadapi omicron.

"Kita tahu sekarang bahwa tingkat antibodi yang diperlukan untuk melindungi dan tidak terinfeksi dari omicron mungkin terlalu tinggi untuk vaksin, meskipun itu vaksin yang bagus," kata Regev-Yochay kepada wartawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement