Selasa 18 Jan 2022 11:16 WIB

Peneliti Sebut Matahari Mungkin Pernah Memiliki Cincin Seperti Saturnus

Ilmuwan menyebut tanpa cincin matahari, kehidupan di Bumi mungkin tidak berkembang.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Matahari. ILustrasi
Foto:

Selama beberapa dekade, para ilmuwan percaya gas dan debu di piringan protoplanet secara bertahap menjadi kurang padat. Namun, simulasi komputer sebelumnya menunjukkan planet tidak mungkin terbentuk di bawah skenario tersebut.

“Dalam piringan halus, semua partikel padat-butiran debu atau batu besar harus ditarik ke dalam dengan sangat cepat dan hilang di bintang,” jelas rekan penulis Profesor Andrea Isella.

Ketika partikel bergerak lebih cepat daripada gas di sekitarnya, mereka merasakan angin haluan dan melayang sangat cepat menuju bintang,” tambah Izidoro.

Pada gundukan tekanan, tekanan gas meningkat, molekul gas bergerak lebih cepat, dan partikel padat berhenti merasakan angin haluan. “Itulah yang memungkinkan partikel debu menumpuk di gundukan tekanan,” ucap Izidoro.

Mendapatkan ukuran Mars yang tepat.

ALMA, teleskop radio 66 piringan besar di Gurun Atacama Chili, mengamati fenomena ini. “ALMA mampu mengambil gambar yang sangat tajam dari sistem planet muda yang masih terbentuk, dan kami telah menemukan bahwa banyak piringan protoplanet dalam sistem ini dicirikan oleh cincin,” kata Prof.Isella.

“Efek dari benjolan tekanan adalah mengumpulkan partikel debu, dan itulah sebabnya kami melihat cincin. Cincin-cincin ini adalah wilayah di mana Anda memiliki lebih banyak partikel debu daripada di celah di antara cincin-cincin itu,” ujarnya lagi.

Banyak simulasi tata surya sebelumnya menghasilkan versi Mars sebanyak 10 kali lebih besar dari Bumi. Model baru dengan tepat memprediksi Mars memiliki sekitar 10 persen massa Bumi.

“Mars lahir di wilayah piringan bermassa rendah,” catat Izidoro.

Penampakan cincin tengah Matahari yang tertunda dalam beberapa simulasi menyebabkan pembentukan Super-Bumi, yang menunjukkan pentingnya pengaturan waktu.

 

“Pada saat benjolan tekanan terbentuk dalam kasus-kasus itu, banyak massa telah menyerbu sistem bagian dalam dan tersedia untuk membuat Super-Bumi. Waktu terbentuknya benjolan tekanan tengah ini mungkin merupakan aspek kunci dari tata surya,” Izidoro menyimpulkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement